18

92 13 0
                                    

"Bisa lo jelasin Han?" Suruh Tamara.

"Jadi, waktu lo udah tidur mama lo malam itu ceritain semua nya ke gue, bahwa semuanya itu prenk, dia bilang jangan kasih tau lo...."

"Nggak nyambung, mama kan baru dapat nontif, kok dia langsung tau bahwa itu bukan papa,"

"Hisss, goblok banget sih jadi orang, pas lo tidur mama lo chat pak Andra buat selidiki video itu, terus kata pak Andra itu bukan papa lo."

"Dari situ pak Andra buat rencana buat kasih lo kejutan buat ultah lo, sekalian acara antar perusahaan biar nggak ngundang orang lagi." Lanjut Hana.

"Terus pak Andra tau tanggal ultah gue darimana?"

"Lo itu toon atau oon sih ra? Dia kan guru kita pasti tau identitas kita lah." Marah Hana.

Tamara mendengus, semua orang mempermainkan dirinya. Tidak bisa apa serius? Semua ini pasti ulah  Andra yang suka nya bercanda terus!

"Heran gue sama pak Andra, dia itu tipe nya kayak apa sih?"

"Kayak lo," sahut Hana.

Tamara mendelik tajam, pasti Hana sudah ketularan virus dari sifat Andra. Lihat lah Hana, wajah nya biasa saja seolah tidak bersalah.

"Sayang, di panggil nak Andra, katanya ada yang ingin dia omongin sama kamu."

Tamara tersenyum, "mama temanin Hana bentar ya,"

Hana jengah melihat orang baru merasakan cinta pertama.

Tamara sudah deg degan, apalagi menggingat bahwa dirinya baru saja menjadi kekasih gurunya.

Saat kaki nya satu langkah lagi ingin mendekati Andra, dengan tiba tiba Andra membalikkan badannya, alhasil Tamara menjadi malu di tatap dengan lekat.

"Hey, angkat kepala kamu, ini hari bahagia kita,"

Tamara tertegun, hari kebahagiaan kita? Bukan kah dirinya yang berulang tahun, apa Andra juga berulang tahun?

"Maksudnya, hari kebahagiaan kamu hari kebahagiaan saya, begitu juga sebaliknya."  Jelas Andra terkekeh.

"Sini, ngapain kayak orang ilang," Andra menarik tangan Tamara dengan lembut.

Andra membawa Tamara di dekat kolam, di sana sudah di sediakan tempat duduk yang romantis, makanan sudah tertata rapi.

"Konsep nya, seperti diner," ucap Tamara geli.

Andra tak menggubris, ia menarik kursi untuk Tamara duduk. Di iringi dengan mendudukkan dirinya berhadapan dengan Tamara.

Ayana tersenyum miring, ia sudah merencanakan sesuatu, "gue nggak rela bang Andra berduan dengan lo bitch!"

Perlahan tapi pasti, Ayana pura pura keseleo, gelas yang Ayana bawa, isinya mengenai wajah Tamara.

"Lo lagi lo lagi, bisa nggak lo Jangan usik gue," sentak Tamara.

"Siapa juga yang ngusik lo? Gue nggak sengaja lo nya aja baperan. Lagian ngapain lo pakek acara diner sama Abang gue? Cari kesempatan? Mentang mentang orangtuanya orang terpenting di berbagai perusahaan, dengan mudah nya merayu Abang gue?" Cerocos Ayana.

"Ayana cukup!"

Ayana kicep, ia tak menyangka Andra membentak nya di depan wanita udik, Ayana mengepalkan tangannya.

"Puas lo? Udah rebut perhatian bang Andra dari gue," lirih Ayana, air matanya sudah siap keluar dari kelompok mata nya.

"Puas banget, kalau bisa gue mau liat lo sampai nangis darah," batin Tamara muak melihat wajah Ayana seolah paling tersakiti.

Teacher's Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang