21

89 12 0
                                    

Pagi pagi dua sekawan sudah berada di sekolah, siapa lagi kalau bukan Tamara dan Hana.

"Mimpi apa lo semalam ra? Datang pagi-pagi."

"Lupa,"

Brak
Mereka berdua terpejat melihat kedatangan Ayana seperti orang tidak waras, mata sembab rambut acak-acakan pakaian seperti gembel.

"Semua ini gara gara lo anjing, hidup gue hancur, semua milik gue lo rebut, mulai dari bang Andra kebahagiaan gue semuanya lo rebut!" Racau Ayana mengobrak abrik meja Tamara.

Tidak sampai di situ, Ayana menampar dan membogem muka Tamara. Tidak ada kesempatan bagi Tamara untuk melawan, Ayana sekarang membabi buta.

"Lepasin gue bangsat!" Tamara mencoba melepaskan cekikan Ayana.

Hana yang semula melamun kini  menendang bahu Ayana, membuat perempuan itu terjungkal ke samping.

Tamara mencoba bangun, ia membalas perbuatan Ayana, dia bukan wanita lemah yang dengan mudahnya menyerah, hanya saja tadi ia tidak siap.

"Udah ra, lo bisa buat dia mati!"

Bentakan Hana tak di hiraukan Tamara, sudah cukup Tamara diam dengan sifat Ayana.

"Tamara, Ayana!" Pak Yusuf meleraikan perkelahian menurut nya bisa membuat nyawa salah satunya melayang.

"Permisi, saya pembantu non Ayana minta maaf, saat ini non Ayana sedang mengalami stress ringan," pembantu Ayana memapah anak majikannya, meninggalkan perkarangan sekolah.

Pak Yusuf menyuruh Tamara ke ruangannya, untuk di interogasi.

Tidak ingin sendirian, Tamara mengajak Hana untuk menemani dirinya ke ruangan pak Yusuf.

"Duduk Tamara! Jangan seperti orang menagih hutang,"

"Sekarang kamu jelaskan permasalahan tadi."

Tamara menjelaskan sedetail, tidak ada penambahan atupun pengurangan dalam penjelasan.

"Baik, saya percaya dengan kamu. Kamu pasti tau? Peraturan di sekolah, ketika ada siswa atau siswi berkelahi di sekolah, maka mereka di skors selama satu Minggu."

"Sekarang kamu boleh pulang, Senin depan baru masuk lagi. Obati luka kamu secepatnya takut nya infeksi."

"Dan untuk kamu Hana, kamu hanya di skors selama tiga hari."

Mereka berdua berpamitan, pikir mereka datang pagi-pagi cari ketenangan malah dapat kekacauan. Hari yang sial pikir mereka berdua.

"Tamara," kaget Andra pas Pasan dengan Tamara.

"Iya pak?" Lesu Tamara.

Andra menarik Tamara menuju ruangan nya, ia ke sekolah hanya ingin mengambil barang-barang nya, kemarin ia tidak sempat.

Muka Hana di tekuk, berjalan gontai menuju kelas, mengambil tasnya dan tas Tamara. Lebih baik ia menunggu di mobil Tamara daripada menjadi tepuk nyamuk.

Bruk
Hana menabrak seseorang, "jalan tuh liat liat lah," Hana sudah capek ditambah lagi ada orang menabrak nya, yang ada tambah emosi.

"Hey cewek tengil, kita ketemu lagi."

Tenyata Ryan yang menabrak Hana, pantas saja bau parfum nya sama kayak malam tadi.

"Owh ternyata lo? Mau ngapain ke sekolah gue? Mau daftar sekolah? Pending dulu lah tunggu 3 bulan lagi."

Andai ada lakban, sudah di pastikan mulut Hana di tampal Ryan sampai menarik nafas terakhir.

"Gue cuma nemanin Andra."

Teacher's Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang