"Sudah tiga hari ini kamu berprilaku seperti ini."Tamara bingung dengan ucapan Andra, menurut nya tidak penting sekali memanggil dirinya hanya untuk berbicara unfaedah.
"Maaf ya pak, memang sifat saya seperti ini."
"Lagian juga, saya tidak ada hubungan dengan bapak."
Andra diam ia menatap mata Tamara dengan lekat.
"Berhenti bersikap seolah kamu tidak tau kalau saya menyukai mu."
Tamara melengos ke samping, ia sadar jika Andra menyukainya, tapi ia juga sadar diri, banyak siswi yang mengincar Andra di depan nya ini.
"Sebaiknya kamu pikir matang matang dulu sebelum mengambil keputusan, ini tugas kalian, saya tidak bisa mengajar di kelas kamu hari ini."
Tamara mengambil buku yang di berikan Andra, lalu pergi dari ruangan Andra, namun sebelum tangannya membuka pintu ia mendengar kalimat yang keluar dari mulut Andra.
"Saya akan dipindahkan ke sekolah lain, makannya saya butuh kepastian dari kamu,"
Tamara menoleh ke belakang, mengapa dadanya terasa sakit, "itu urusan bapak, jangan sangkut pautkan dengan saya."
Andra mengangguk angguk mengerti, lalu ia sibuk dengan laptop nya tanpa melihat Tamara lagi.
Sesampainya di kelas, Tamara memberikan tugas yang diberikan Andra tadi kepada sekretaris agar di tuliskan di depan.
"Woy, tumben merenung? Harta lo udah habis?"
"Nggak lucu, mending lo kerjain soal tuh, yang buat gue sakit mata."
"Ogah, yang ada nanti lo tinggal nyontek sama gue."
Hana mengambil pulpen milik Tamara, ia menyalin soal dan mengisi dengan mudah, walaupun mulutnya berkata demikian, ia akan tetap memberikan jawaban pada Tamara.
Tinggalkan jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher's Love Story
Teen Fiction"Tamara, sudah mengerjakan tugas?" "Belum pak, soalnya susah, yang di jelaskan apa yang dikasih soal apa." "Silahkan kamu keluar, berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya habis." Perintah Andra. "Serius pak?" "Memang kamu mau saya seriusin...