"Kalau gue nggak mikir pelanggan mang Udin, mungkin udah gue lempar semua kecap sambal saos dimuka tuh cewek centil.""Awas aja kalau ketemu lagi, gue pastiin rambut mereka botak."
"Bentar bentar deh, kok gue ke Kanakan sih, nggak mungkin kan gue punya perasaan dengan guru sendiri." Cerocos Tamara.
"Tidak ada yang tidak mungkin, perlahan kamu akan tau dengan perasaan mu, saya berharap kamu memiliki perasaan kepada saya," jelas Andra di samping Tamara.
Tamara kaget, "umur kita beda jauh pak." Elak Tamara.
"Umur bukan patokan untuk kita bersama."
Sakmat Tamara tak berkutik.
"Lain kali, cemburu nya ditahan...kan saya jadi gemes dengan kamu." Goda Andra
Tamara tak menghiraukan ucapan Andra ia berbalik badan menuju mobil Andra, sayang jika uang nya di pakai untuk ongkos taksi, lagian Andra yang mengajak nya keluar maka Andra juga yang harus mengantarkan nya ke rumah.
Sampai di mobil tidak banyak bicara begitu juga Andra, ia tau pasti Tamara sedang malu.
Sampai di depan rumah, Tamara menawarkan Andra masuk, tapi Andra menolak, karena sudah lumayan larut malam.
"Hati hati pak,"
"Iya, good night, jangan lupa mimpiin saya, biar kamu tambah sayang dengan saya."
"Wekkkk, mau muntah gue denger nya." Sahut Angga bersandar di gerbang.
"Reseh!" Sentak Tamara dan Andra kompak, lalu mereka berdua meninggalkan Angga sendirian yang seperti orang bodoh.
"Nggak dapat restu dari gue entar nangis!" Teriak Angga saat melihat Andra ingin masuk ke dalam mobil.
"Saya tidak butuh restu anda, karena kamu bukan orang tua nya."
Angga baru kali ini bertemu manusia yang menjengkelkan seperti Andra, dengan hati yang kesal ia menutup pintu gerbang dengan kuat yang menimbulkan bunyi yang nyaring.
"Anggaaaaaaaa, tetangga nanti marah." Teriak Mama Tamara memperingati kakak sepupu Tamara.
Angga tak menghiraukan teriakan Mama nya, bodoh amat dengan tetangga, yang penting kekesalannya sudah ia lampiaskan.
Tinggalkan jejak!

KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher's Love Story
Novela Juvenil"Tamara, sudah mengerjakan tugas?" "Belum pak, soalnya susah, yang di jelaskan apa yang dikasih soal apa." "Silahkan kamu keluar, berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya habis." Perintah Andra. "Serius pak?" "Memang kamu mau saya seriusin...