Malam yang kelam kini telah berlalu. Haikal terbangun di sepertiga malam, ia duduk melamun, belum dapat dipercaya bahwa ini adalah hari pertama ia menjalani hidup tanpa Killa.
"Hal yang paling tidak mengenakkan adalah saat kamu terbangun dari tidurmu lalu kamu tersadar bahwa kamu baru melewati hari yang kelam. Dan kini kamu harus menjalani hidup seperti tak ada masalah sama sekali"
-Haikal
"Terima kasih telah hadir di mimpiku, Gulali. Setidaknya aku masih bisa melihat senyumanmu walau bukan aku alasan utama bagimu untuk tersenyum" batin Haikal seraya menatap lampu yang berada di sebelah tempat tidur.
"Entah sedang apa dirimu saat ini.. tapi aku yakin Fardzan mampu membuatmu tersenyum selamanya"
"Di kehidupan sekarang kamu memang bukan jodohku, tapi aku selalu berharap di kehidupan berikutnya kita berjodoh di dunia maupun di akhirat"
Haikal bangkit dari tempat tidurnya, ia berjalan menuju kamar mandi lalu berwudhu. Ia langsung menunaikan shalat tahajud, jantungnya berdegup tak karuan. Ia tak mampu lagi membendung air matanya.
"Ya Rabb.. ampuni dosaku, perluaslah kesabaranku ya Rabb.. sungguh, aku tak tau harus meminta apa lagi padamu malam ini"
"Aku tau ikhlas itu tak semudah yang dibayangkan. Tapi aku yakin, dengan bantuan darimu aku bisa mengikhlaskan Killa"
"Entah harus kemana aku sekarang ya Rabb. Aku merasa jalanku sudah buntu semenjak Killa pergi"
"Tuntunlah langkahku, aku yakin engkau punya jalan terbaik untuk diriku."
Sang Surya kini telah menampakkan dirinya, menandakan bahwa hari telah berganti. Haikal tengah bersiap untuk pergi menemui para anggota Kalistar.
Ketika hendak mengambil kunci mobilnya, ia memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam.
"Bismillah.." ucapnya
Haikal langsung pergi meninggalkan hotel, ia melakukan mobilnya cukup kencang sehingga ia sampai di villa lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
Haikal pun langsung berjalan menuju villa, Erga dan para anggota lainnya terkejut saat melihat Haikal datang lebih awal.
"Loh, itu si Ical.. katanya dateng jam sembilan?" Tanya Derald dengan wajah kebingungan.
"Iyaa, katanya jam sembilan.. kok jam segini udah sampe" balas Arza
"Kayaknya yang mau diomongin sama Ical kali ini penting banget deh" ucap Erga
"Assalamualaikum" ucap Haikal seraya berjalan masuk.
"Waalaikumsalam"
"Katanya jam sembilan, Cal? Ini kan baru jam delapan lewat lima" ujar Erga
"Iya, gue mau ngomong penting. Lebih cepat lebih baik" balasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatiku Tetap Memilihmu [END]
Teen FictionKisah seorang wanita yang diberatkan dengan dua pilihan. Menanti lamaran dari seorang Gus yang berhasil merebut hatinya dengan cepat atau menerima lamaran sahabat kecil serta cinta pertamanya. Shakilla terjebak dalam masalah percintaan yang sungguh...