Garis Takdir

3.5K 299 3
                                    

Di bawah naungan senja yang begitu indah kala itu, Killa duduk termenung di teras depan rumahnya, sepertinya ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Abi yang tak sengaja melihat putri bungsunya itu akhirnya datang menghampiri Killa.

"Hey, anak gadis Abi kenapa ngelamun sore-sore begini?" tanya Abi sembari mencubit pipi Killa

"Eumm Abii.. Killa nggak ngelamun kok, cuma lagi liatin langit, liat deh cantik banget ya Bi langitnya" jawab Killa

"Iya cantik, kayak putrinya Abi" goda Abi

"Ishh Abii.. demen banget sih godain Killa"

"Hahaha, emang kamu lagi mikirin apa sih sampe ngelamun kayak tadi? ayo jujur sama Abi"

"Aman nggak ya kalo aku ceritain kejadian di masjid tadi? duuh jadi malu tapi kalo dipendem sendirian juga nggak nyaman" batin Killa bingung

"Hey kok bengong?" ucap Abi membuyarkan lamunan Killa

"E-eh eum gini Bi, Killa sebenernya kepikiran tentang kejadian di masjid tadi"

"Kejadian? kejadian apa memang?" tanya Abi penasaran

"Eum tadi Killa lari-lari pas selesai acara terus Killa ngga sengaja nabrak cowok dan ternyata cowok itu anaknya Pak Kyai, Killa malu banget Bi" ucap Killa sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan

"Hahaha, Gus Fardzan? putranya Kyai Arfan? itu mah muridnya Abi" jawab Abi dengan santainya

"HAH? KOK BISA?" Killa sungguh tak percaya dengan ucapan Abinya

"Ya bisa lah.. emang kamu nggak tau kalo pondok tempat Abi ngajar ngaji itu pondok Kyai Arfan?"

"HAH? BENERAN BI? YA ALLAH.."

"Beneran lah masa bohongan.. emang kenapa sih kamu sampe kaget gitu?"

"Aduuh Abiii, masalahnya pas Killa nabrak Gus Fardzan, dia jatoh terus kakinya kekilir" ucap Killa dengan perasaan khawatir

"Astaghfirullah Killa kok bisa? emang kamu nabraknya sekenceng apa sih sampe kekilir gitu kakinya?" tanya Abi

"Ya namanya juga lari Bi, pasti kenceng lah" jawab Killa

"Ya Allah Killa.. lagian kamu ngapain sih harus lari-larian begitu? itu kan masjid Killaa bukan lapangan.. kan kasian Gus Fardzannya kalo kayak gitu"

Killa menundukkan kepalanya, ia merasa semakin bersalah mendengar ucapan Abi. "Maaf Bi, Killa bener-bener nggak sengaja" ucap Killa lirih

"Yaudah sekarang kamu ikut Abi" ucap Abi tiba-tiba sembari bangkit dari tempat duduknya

"Hah? mau kemana Bi?"

"Ke pondoknya Gus Fardzan, kita jenguk dia" ucap Abi singkat

"Yahh Abiii, Killa malu ketemu Gus Fardzannya"

"Loh, nggak bisa gitu dong Killa.. kamu harus ketemu sama Gus Fardzan dan kamu harus minta maaf sama dia. ayo siap-siap, Abi mau ngambil kunci motor dulu" ucap Abi sambil meninggalkan Killa

"Aduuh, tadi aja aku nggak cerita ke Abi" batin Killa

Mau tak mau Killa pun mengikuti perintah dari Abinya untuk pergi menemui Fardzan dan meminta maaf kepadanya. Saat sampai di pondok, jantungnya berdetak tak karuan. bagaimana tidak, ia harus minta maaf langsung dengan seorang putra Kyai. "Bagaimana jika Kyai Arfan marah padanya?" Pertanyaan itu selalu menghantui pikiran Killa.

"Assalamualaikum Pak Kyai" sapa Abi kepada Kyai Arfan

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Masya Allah ustadz.. ada apa datang kemari? mau ngajar para santri? eh bukannya ini hari libur" ucap Kyai Arfan

Hatiku Tetap Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang