Skenario Semesta

1.1K 93 5
                                    

Kini Haikal berada di sudut kamarnya, ia masih menangisi kejadian bersama Rania siang tadi. Pedih rasanya ketika luka yang hampir kering kembali menjadi luka baru.

Isak tangis Haikal ternyata terdengar oleh ibundanya yang tak sengaja lewat di depan kamar Haikal. Sang ibunda langsung mengintip dari celah pintu Haikal yang tidak tertutup rapat.

"Sudah dua tahun Killa pergi, tapi sepertinya Ical masih merasa kehilangan sampai sekarang" batin Ersya

Tanpa pikir panjang, Ersya pun langsung masuk ke dalam kamar Haikal.

"Nggak baik sedih berlarut-larut, Cal" ujar Ersya

"E-eh, U-Umma" Haikal sedikit terkejut dengan kedatangan Ersya, ia langsung menghapus air matanya.

"Jangan bikin Killa makin sedih di sana ya. Kamu juga harus bisa melupakan dia" ujarnya

"Bukan hal yang mudah buat melupakan Killa, Umma"

Ersya tersenyum. "Umma tau, cinta pertama memang sangat sulit untuk dilupakan. Tapi bukankah masih ada cinta lain yang menantimu di depan sana?"

"Cintaku habis di orang lama, Umma"

"Mungkin aku baru bisa jatuh cinta lagi saat Allah menciptakan Killa lebih dari satu di dunia ini" lanjutnya

"Jika kelak kamu menemukan seseorang yang sangat mirip seperti Killa, apakah kamu bersedia untuk membuka hatimu kembali dan memulai lembaran baru bersamanya?" Tanya Ersya

Haikal menatap wajah sang ibunda dalam-dalam. Binar mata sang ibunda seolah memberi isyarat padanya untuk segera memulai lembaran baru.

"Kenapa Umma tiba-tiba bahas masalah ini?" Tanya Haikal penasaran

Ersya menghela napas kasar. "Pondok ini butuh penerus sayang" ucapnya

"Nggak selamanya Umma sama Abi yang memegang kendali penuh atas pondok ini" lanjut Ersya

"Sayang, sebenarnya Umma mau ngasih tau sesuatu sama kamu sejak lama. Tapi Umma rasa waktu itu belum tepat, karena bayang-bayang Killa masih menghantuimu"

"Sesuatu apa, Umma?" Tanya Haikal semakin penasaran

"Eum, begini, Umma bertemu dengan santriwati yang wajahnya sangat mirip dengan Killa. Ternyata dia merupakan santri berprestasi di pondok ini" jawab Ersya

Batin Haikal seketika berbisik "Apa jangan-jangan kakaknya Rania yang Umma maksud?"

"Umma dan Abi ada rencana untuk memperkenalkan dia denganmu, sayang" lanjut Ersya dengan senyum manisnya.

"A-apa? M-maksud Umma? A-Aku mau dijodohin gitu?"

Ersya hanya tersenyum sembari mengelus punggung Haikal. "Dia orang baik, sayang"

"Dan Umma sudah mencari tau latar belakang keluarganya seperti apa"

"T-tapi Umma, Aku nggak kenal sama dia" bantah Haikal

"Maka dari itu, Umma sama Abi mau ngenalin dia ke kamu, supaya kalian saling kenal"

"Namanya Syakira. Hampir mirip dengan Killa, bukan?" Ujar Ersya

"Syakira?"

"Ya, Syakira. Bukan hanya wajahnya saja yang mirip, namanya pun hampir sama. Bisa jadi dia adalah orang yang Allah kirim untuk menggantikan Killa"

"Dia anak sulung dari keluarga yang terbilang sangat sederhana. Kedua orang tuanya meninggal dua tahun silam akibat kecelakaan pesawat saat mereka hendak pergi ke Selandia Baru" tutur Ersya

Lagi-lagi Haikal dibuat terkejut dengan pernyataan yang terucap oleh sang Ibunda.

"Dua tahun lalu, orang tua Syakira berangkat bersama adik kecilnya. Syakira tidak bisa ikut, karena saat itu bertepatan dengan hari ujian di pondok"

Hatiku Tetap Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang