Aksara Laut Tasman (END)

2.8K 213 33
                                    

"Ketika kita dipaksa ikhlas melepaskan orang yang paling kita cinta, disitulah hati mulai berontak seolah berkata tahan dia, jangan biarkan dia pergi. Bisakah kita berdamai wahai hati?"

-Shakilla

•••

"Shakilla, temani saya ke bandara ya?" Ucap Fardzan tiba-tiba

"Hah? Ke bandara, Gus?"

"Iya.. Abi saya tidak bisa hadir karena masih ada pekerjaan di luar kota. Jadi hanya Ridwan yang bisa menemani saya. Kamu mau ya temani saya ke bandara?" Pinta Fardzan

"Tenang Killa, nanti kamu pulang gak akan sendirian kok. Ridwan akan mengantarmu pulang. Dan saya juga sudah meminta izin kepada Abi kamu"

"Mau ya?"

Killa terdiam dan tak menghiraukan ucapan Fardzan. Ia menatap mata Fardzan cukup lama.

"Entah kenapa aku ngerasa Gus Fardzan gak mau jauh dari aku? Apa dia juga ngerasa gelisah sama sepertiku semalam?" Batin Killa menerka-nerka

"Gus Fardzan ngerasa gelisah ya mau pergi ke Selandia Baru?" Tanya Killa

"Boleh saya jujur?" Ucap Fardzan

"Tentang apa?"

"Saya gelisah. Saya takut. Saya gak mau pergi, Killa" ucap Fardzan dengan nada bicara yang begitu gelisah

Killa benar-benar dibuat terkejut mendengar ucapan Fardzan barusan.

"K-kenapa begitu, Gus?"

"Saya takut ada yang datang melamarmu sebelumku, Killa. Saya gak mau kamu di miliki orang lain. Satu setengah tahun itu bukan waktu yang singkat" jerit Fardzan di dalam hatinya

"Gus?" Killa melambaikan tangannya tepat dihadapan Fardzan yang sedang melamun

"E-eh astaghfirullah. M-maaf Killa"

"Gus Fardzan gelisah kenapa?"

"E-eum S-saya.. S-saya juga gak tau hal apa yang membuatku gelisah. Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja. Lupakan saja, Killa"

Fardzan melirik ke arah jam tangannya. "Sudah mau jam setengah sepuluh, kita harus segera ke bandara. Ayo" ajak Fardzan

"Ridwan.. udah selesai makannya?" Seru Fardzan kepada Ridwan yang tengah asyik berbincang dengan seorang pengunjung restoran di sana.

"Udah Gus.. Gus udah selesai? Mau langsung ke bandara?" Ucap Ridwan menghampiri Fardzan dan Killa

"Iya, kita berangkat sekarang aja. Takut macet dan takut ketinggalan pesawat" jawab Fardzan

"Oke, siap.. ayo Gus"

Akhirnya mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke bandara. Di sepanjang jalan jantung Fardzan berdebar sangat kencang begitupun dengan Killa.

"Kok deg deg an banget ya mau nganterin Gus Fardzan? Padahal cuma nganterin ke bandara aja, lagian Gus Fardzan mau nuntut ilmu bukan mau macem-macem" gumam Killa

Hatiku Tetap Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang