Happy reading~
🌜
💮💮💮
.
.
.
.
..................22. PULANG
0O0
"Gas! Lang!" Seru azzra yang sedikit berlari ke arah mereka berdua, yang tengah berada di taman rumah sakit.
Mereka yang di panggil hanya menoleh singkat, lalu kembali menunduk. Meratapi kesedihan, melihat sahabat mereka yang sudah tidak mengenali mereka lagi.
"Heh! Gue panggil juga, sombong amat" gerutu kesal azzra yang merasa di abaikan.
"Jangan sedih- sedih gitu dong, kan kata dokter juga Algara masih bisa inget kita. Jadi, hilang ingatan nya enggak paten. btw, kalian berdua yang sabar ya!" Ucap nya yang mencoba menyemangati Bagas serta Gilang, yang masih saja termenung sedih.
"Kenapa takdir bisa jadi gini ya" ucap lirih azzra seraya menatap langit malam.
.
.Flashback on~
"Dokter bagaimana dengan keadaan anak saya?" Tanya Ardyan.
"Seperti nya pasien benar-benar memiliki trauma yang sangat serius, sampai-sampai dia ingin menghilangkan atau memblokir sebagian ingatan nya. Dia mengidap amnesia disosiatif, Pada amnesia disosiatif, ingatan sebenarnya masih ada, tapi tersimpan sangat dalam di pikiran dan tidak dapat diingat. Meski begitu, ingatan tersebut dapat kembali muncul dengan sendirinya atau setelah dipicu oleh sesuatu yang ada di sekitar. Anda dapat membawa pasien ke psikoterapis" jelas sang dokter.
Ardyan serta yang lainnya pun bernafas lega, namun juga sedih terhadap keadaan Algara sekarang. Ingatan Algara masih bisa di kembalikan, dengan bantuan pengobatan.
Flashback off~
"Udah malem, Altara nyuruh kalian buat balik ke mansion kakeknya" celetuk azzra setelah beberapa saat hening.
"Gue di sini aja, nemenin Algara" sahut Bagas, dan di ikuti oleh Gilang yang mengangguk setuju.
"Hmm... yaudahlah, ayo masuk. Udah malem, malah makin Dingin lagi" ucap azzra seraya menggosok kan tangan ke badannya.
Setelah itu, mereka bertiga pun beranjak dari taman rumah sakit menuju ruang inap Algara berada.
****
Beberapa hari kemudian~
Algara sudah di perbolehkan untuk pulang, sementara teman-teman Algara dan Altara sudah pulang dua hari yang lalu. Di karenakan, mereka tidak masuk sekolah sudah cukup lama, mereka juga sudah di telepon oleh orang tua masing-masing.
Dianna sang ibunda dari si kembar, pada akhirnya tahu akan keadaan Algara sebenarnya. Dirinya merasa hancur, dan merasa tidak pantas di sebut ibu. Ardyan yang melihat keadaan istrinya pada saat itu, mencoba menenangkan nya.
"Alga?" Panggil Deanna, dirinya saat ini sedang menggendong bayi perempuannya.
Algara yang merasa terpanggil, menoleh ke arah mommy nya itu.
"Kamu baik-baik saja?, Kenapa bengong" sedari tadi, Deanna perhatikan anaknya ini bengong terus, Menatap kosong ke arah depan.
"enggak papa mom. Alga cuman masih ngerasa bingung, kok alga udah punya adik aja. Terus, temen-temennya Alta kayak kenal banget sama alga, padahal alga gak kenal" mendengar ucapan Algara, Deanna pun tersenyum miris. Wajar saja Algara tidak ingat, karena dirinya saat ini mengalami amnesia disosiatif.
"Ya sudah jangan di pikirin, nanti kamu pusing sendiri. Ayo siap-siap, kita bakal pulang ke Indonesia"
"Mommy, boleh alga gendong Dede bayi nya?" Pinta Algara seraya menatap bayi kecil tersebut.
Deanna pun mengangguk, tanda memperbolehkan. Dia menyerahkan bayi tersebut dengan hati-hati kepada algara, yang dengan sigap mengambil penuh akan kehati-hatian, seakan bayi tersebut takut kesakitan.
"Muka dede bayi nya aneh ya mom, kaya alien" Deanna yang mendengar ucapan anak sulungnya, Hanya mampu menggeleng kan kepala. Dirinya pun pamit, untuk membantu suaminya membereskan barang-barang.
"Heh! Sembarangan Lo!, Itu adek gue. Imut gini di bilang kaya alien, yang lebih mirip alien tuh elo!" ucap tiba-tiba Altara, yang baru saja datang.
"Apa sih Lo, nyambung aja kaya kabel putus!"
Deja Vu
Untuk beberapa saat Algara terdiam membisu, dan pada akhirnya dirinya tersadar.
"Kenapa Lo?" Tanya Altara, sebenarnya dia tahu, bahwa Algara pasti merasa familiar akan perkataan nya tersebut. Dirinya hanya mencoba mengetes Algara, apakah kembaran nya itu akan inget atau tidak.
"Enggak papa" acuh nya, lalu fokus nya teralihkan kepada adik kecilnya yang dia bilang seperti alien.
Altara yang melihat respon Algara hanya mampu menghela nafas sedih, dia kira Algara akan teringat sesuatu. Memang sepertinya, belum saatnya Algara ingat.
"Sini! Gue mau gendong" Algara pun menjauhkan bayi kecil tersebut dari uluran tangan Altara, yang mencoba mengambil alih adik kecilnya ini.
"Ogah! Baru juga gue gendong"
"Sini gak!, Gue pengen gendong. Lo udah dari tadi gendong nya ya!" ucap kesal Altara.
Mereka berdua pun memperebutkan adik bayi tersebut, yang masih saja tertidur lelap meski sedang di perebutkan oleh kedua kakak tampan nya. Dan di antaranya tidak ada yang mau mengalah, Deanna yang melihat bayi kecil kecilnya di perebutkan. akhirnya, mengambil alih bayinya itu dan di bawa pergi menuju mobil. Si kembar yang melihatnya, protes dan mengikuti mommy nya itu.
Disini, Altara bersyukur. Walau Algara mengalami hilang ingatan, tetapi sikap nya tidak berubah. Dia masih sama, dengan Algara yang dia kenal sedari kecil.
✨✨
💮💮💮TBC.
Sorry, part bagian ini pendek.
Oh iya, selamat menunaikan ibadah puasa ya!Dan ya, saya juga lagi merevisi beberapa part, yang ketikannya masih acak-acakan.
Salam hangat Marsha 🐻
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA & ALTARA [End]✓
HumorSEPENGGAL KISAH SI KEMBAR, DARI KELUARGA ZEERGANTARA. BERSAMA PARA TEMAN-TEMANNYA, YANG MEMILIKI SIFAT DI LUAR NALAR. ••••••• "Ngapain iri, sama pangeran kodok kek lo!" Ucap Altara. "Pangeran kodok pantatmu cerah, enak aja gue di samain sama pangera...