Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, tapi Azura masih setia duduk di bangku nya sambil memainkan game yang baru saja dia dapatkan dari ponsel milik Arga.
"Gue baru tau main ML bisa seseru ini" Batin Azura
Kalau kalian bertanya di mana Rissa, dia sudah pulang lebih dahulu karena sudah dijemput sopir pribadi miliknya.
Azura sudah mulai mengakrabkan dirinya dengan gadis itu.
Sedangkan bucin nya Azura, dia sedang menopang kepala nya menghadap kearah Azura yang sedang fokus dengan game-nya.
"Kapan pulang?" Tanya Arga sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah Azura.
"Sebentar lagi." Jawab singkat Azura masih fokus dengan Game nya.
"Hm" Arga hanya berdeham mencoba bersabar dengan tunangan nya itu.
"Yeah, menang!" Seru Azura sambil tersenyum lebar menatap layar ponsel Arga yang menunjukan tulisan 'Victory'.
Bener gak sih?/Author
"Yuk pulang" Ucap Azura berdiri sambil menyimpan ponsel Arga ke saku nya membuat si pemilik ponsel mengernyitkan dahinya.
"Ponsel gue?" Tanya Arga ketika Azura baru saja melangkah, bukan apa apa Azura membawa ponselnya. tapi didalam nya ada sesuatu yang membuat dirinya malu jika sampai Azura melihat itu semua.
"Hm?" Azura berbalik sambil menatap Arga heran.
Apakah tunangan nya gak suka dia membawa ponselnya?,
Apakah ada yang disembunyikan nya? Begitulah pikir gadis itu.
Azura mengambil ponsel milik nya sendiri setelah itu memberikan nya kepada Arga.
Arga menatap aneh Azura walaupun masih tertutup dengan wajah datar nya. dia mau nya kan ponselnya sendiri kenapa malah diberikan ponsel gadisnya, pikir Arga.
"Arga bawa aja dulu ponsel Ara." Ucap Azura sambil mengambil tangan besar Arga dan menaruh ponsel dengan casing biru disana.
"Hm" Arga hanya berdeham, lagi lagi dia mengalah dan mengantongi ponsel gadis nya.
Mereka berjalan beriringan dikoridor yang sudah nampak sepi dan ketika sudah sampai parkiran, Azura yang ingin menuju ke motor nya di tahan Arga dengan menarik kerah belakang gadis itu.
"Ihh.. Arga" Ucap Azura kesal berbalik menghadap Arga yang sekarang memasukkan tangan nya kesaku celana.
"Kenapa Arga begitu cool dimata gue hwaaa mommy anakmu meleyot" batin Azura menjerit melihat tokoh fiksi didepan nya ini.
"Pulang sama gue" Ujar Arga seperti tak terbantahkan.
"T-tapi motor gue?" Tanya Azura, dia tak mungkin meninggalkan motor kesayangan nya itu, walau baru sekali dia memakai nya tapi dia sudah merasa nyaman dengan motor itu.
"Nanti diurus orang" Ucap Arga sekarang udah ada disampingnya dengan mengendarai motor hitam mengkilap yang ada sedikit warna biru nya.
"Nih pakai" Ujar Arga lagi sambil memberikan jaket kebesaran nya kearah tunangan nya.
"Oh iya" Ucap Azura merutuki dirinya yang lupa mengganti rok nya dengan celana hanya menerima jaket itu dan memakainya dipinggang nya.
Setelah itu Arga membantu Azura naik kemotor nya yang tinggi dengan memegang bahu Arga.
"Pegangan" Ujar Arga datar menatap Azura lewat kaca spion nya.
"No" Tolak Azura tegas hingga secara tiba tiba Arga meng-gas motor nya dan merem nya mendadak membuat Azura secara reflek memeluk tubuh kekar tunangan nya.
"Arga, lo mau bunuh gue!" Ucap Azura dengan nada keras membuat Arga tanpa sadar terkekeh pelan.
"Katanya gak mau pegangan?" Tanya Arga menggoda Azura yang sekarang mencubit kecil pinggangnya membuat nya tak ayal terkekeh pelan
+--+--+--+--+
Di mansion keluarga Nelson terdapat seorang pria yang masih memakai seragam sedang bermain ponselnya sambil tiduran disofa ruang keluarga.
Dirumah yang besar dan mewah itu sepi hanya ada para pekerja dan pria itu saja.
Pintu utama perlahan terbuka dan terlihat gadis cantik yang mungil berlari kearah pria yang sedang tiduran itu.
"Bang Lafha" Ucap gadis mungil itu dengan suara cadel nya.
"Nama gue Rafha bukan Lafha" Ucap pria itu yang ternyata putra bungsu keluarga Nelson, Rafhael Reiki Nelson.
Rafha melirik malas putri sahabat mamanya yang sangat cerewet ini.
"Mana Bunda Lo?" Tanya Rafha masih tiduran disofa tapi sudah menyudahi bermain game nya.
"Kata bunda, Calin disuruh disini main sama bang Lafha. Bunda sibuk mau alisan sama ibuk ibuk komplek." Ucap gadis mungil itu yang memanggil dirinya sendiri Calin, nama nya Caroline Arneza Putri biasa dipanggil Caroline kalau gak ya Carin.
Rafha memandang malas gadis berumur 11 tahun itu, dengan mudah nya bunda gadis itu meminta nya menjaga nya. tidak takutkah bunda gadis itu, kalau nanti anak gadis nya akan dibuang ke rawa-rawa.
"Abang abang, bang Alga mana?" Tanya Caroline melihat sekelilingnya tak menemukan orang yang dicarinya.
"Gak ada, belum pulang" Jawab Rafha malas menutup mata dengan lengan nya.
Terdengar derap langkah kaki dari arah pintu utama dan terbukalah lagi pintu besar itu.
Rafha tak memperdulikan itu, sekarang Caroline sudah duduk manis dengan ponsel nya yang dia buat main.
"Eh, ada Caroline disini" Suara lembut itu membuat Rafha langsung mendudukkan tubuh nya dan melihat ada calon kakak ipar nya yang sekarang memangku Caroline yang fine fine aja.
Dibelakang Azura ada Arga yang menatap Rafha meminta jawaban kenapa bisa ada Caroline disini.
Rafha menghela nafasnya dan mengangkat bahu nya acuh.
"Tadi tiba tiba Carin datang dan bilang bunda nya lagi arisan sama ibu ibu komplek jadi Carin dititipin disini" Ucap Rafha menjelaskan nya dan merebut ponsel yang dimainkan Caroline.
"Bang Lafha" Seru Caroline kesal ketika ponsel yang dia buat main direbut, membuatnya mengembungkan pipinya karena kesal.
"Udah, ayo main boneka sama kakak aja ya" Ajak Azura membuat Caroline senang sampai tersenyum lebar dan langsung memeluk Azura yang membawa nya ke ruangan yang penuh dengan boneka milik Azura.
Dulu Azura kecil mau mampir kesini kalau ada banyak mainan dan boneka banyak, karena itu dibuatkan ruangan penuh boneka.
Tapi ketika sudah menginjak usia remaja Azura jarang kesini, jadi baru kali ini dia kesini setelah sekian lama.
Arga dan Rafha merasa tersaingi dengan gadis kecil itu, menatap tajam gadis kecil yang sudah menarik perhatian Tunangan nya atau calon kakak ipar nya.
-++--++--++-
Vote ok!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek Antagonis
Teen FictionSeorang gadis figuran di dalam novel yang terkenal dengan sifat nya yang dingin dan tak tersentuh meninggal karena sebuah kejadian disaat pertarungan terjadi. Tapi gimana jadinya jika jiwa tersebut di isi oleh jiwa orang lain yang memiliki sifat pol...