22

6.8K 465 6
                                    

Happy Reading guys~

-

-

Disebuah rumah minimalis dengan lantai 2, selalu terdapat keributan didalam nya dan itu tak pernah absen setiap hari nya.

"Sudah mama bilang, tak perlu mengurusi urusan mama." ucapan penuh tekanan dari wanita paruh baya.

"Tapi ma, kenapa mama selalu pulang malam terkadang juga mama pulang pag-"

Bruk

"Sudah berapa kali saya bilang, itu urusan mama dan kau tinggal menikmati masa masa sekolahmu dengan tenang" ucap tenang penuh Peringatan dari wanita paruh baya, setelah menendang cukup kuat tubuh yang sudah dari tadi terduduk didepan nya.

"Hiks, ma. Lesya hanya gak mau mama terus bekerja di tempat seperti itu." lirih gadis yang ternyata Alesya, melihat kepergian sang mama.

Brak

Terdengar pintu tertutup dengan kencang, membuat Alesya yang sedari tadi manahan tak menangis sedikit demi sedikit runtuh pertahanan nya.

Alesya berusaha berdiri, berpegangan pada tembok dan menyeret kaki nya yang terasa kebas untuk masuk ke dalam kamar bawah.

Setelah menutup pintu, Alesya luruh didepan pintu sambil meraung meratapi nasib sialnya.

"Kenapa dari dulu Lesya gak pernah bahagia?"

"Kenapa mama selalu marah pada Lesya?"

"Disaat Lesya akan bahagia mendapat ayah, tapi kenapa harus ada gadis sialan itu?"

"Kenapa Liora selalu berkali lipat lebih bahagia ketimbang aku?"

"Disaat aku selalu merebut apa yang dimiliki Liora,kenapa selalu aja ada keberuntungan pada gadis sialan itu"

"Apa yang tak Lesya miliki didiri Liora"

Alesya bergumam tak jelas menanyakan hal hal yang membuat nya muak dan ingin segera mengakhiri nya.

Alesya berteriak dilipatan tangan nya yang bertumpu pada lutut untuk meredam teriakan kekesalan, kemarahan, dan kesedihan milik nya.

Hingga semua pandangan Alesya gelap dan terlihat gadis itu meringkuk didepan pintu kamar dengan lelehan air mata dan sesekali bergumam.

"Lesya benci kehidupan ini"

(⌒o⌒)

Tok tok tok

Pintu diketuk membuat sang pemiliki kamar yang sedang duduk diatas kursi balajar nya, sedikit terusik.

"Masuk" ucap gadis itu dengan nada sedikit keras agar terdengar.

Cklekk

Pintu terbuka, menampakkan pelayan rumah yang sudah menunduk menyapa nona mudanya.

"Maaf mengganggu waktu non Liora, hari sudah mulai gelap. waktu nya makan malam." ucap pelayan menundukan badan nya.

Gadis itu, Liora melirik pelayan itu dan setelah nya melirik jendela kamar nya yang dia biarkan terbuka.

"Ternyata udah gelap" batin Liora mengangguk sekilas.

"Dibawah sudah ada tuan besar, nona." ucap pelayan itu lagi membuat pergerakan Liora yang sedang menulis terhenti.

"Baiklah, kau boleh pergi." ucap Liora pelan tapi masih terdengar oleh pelayan itu.

Pelayan itu menunduk dan pergi meninggalkan kamar Liora.

"Papi pulang? Awal sekali" gumam Liora merapikan alat belajar nya dan berdiri didepan cermin besar yang memantulkan diri nya.

Adek Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang