18

8.1K 511 4
                                    

"Kita hanyalah manusia yang terluka, dan berlindung di balik kata 'aku gapapa'."

~Vivi

Happy Reading guys~~

-

-

-

"Gue udah bilang, kalau lo terluka. Pintu rumah gue selalu terbuka untuk lo, Liora." nasehat sahabat nya sambil mengobati luka cambukan dipunggung putih Liora, yang sekarang tiduran dikasur sahabatnya.

"Gue gak bisa kesini kemaren, papi ada di rumah." ucap Liora sesekali meringis kesakitan ketika luka nya tak sengaja di tekan.

"Ah maaf, gue pelanin dikit." ucap Grisella dengan hati hati mengobati punggung sahabatnya.

"Katanya dirumah lo ada om Lucas, kok bisa kesini hari ini?" tanya Grisella ketika sudah menyelesaikan mengobati Liora.

"Hari ini papi ada kerjaan diluar kota, jadi gitulah. Gue alasan ke bodyguard pribadi gue kalau ada tugas kelompok dirumah lo." jelas Liora menatap Grisella setelah memakai pakaian nya kembali.

"Baiklah, sekarang lo tidur disini aja ya." ucap Grisella lembut

Liora mengangguk pelan dan memposisikan tidur nya agar luka nya tak tertekan.

"Mimpi indah, Liora." bisik Grisella lembut mengecup kening Liora dan mengelus rambut nya.

Memperlakukan Liora seperti adeknya sendiri.

"Gue gak mau lo terluka lagi karena aduan gak mutu dari saudara tiri lo itu" gumam Grisella memilih meninggalkan Liora tidur.

Diruang keluarga ada ibu nya yang sedang menonton serial drama.

"Gimana kondisi Liora, Sella?" tanya wanita paruh baya itu, Felisyia Arrani Grace.

"Udah membaik bun." jawab Grisella seadanya dan duduk disamping bunda nya.

Sang bunda membawa tubuh Grisella masuk kepelukan nya.

"Bunda kangen dia, Sella." gumam lirih Felisyia yang mencoba tak menangis lagi.

"Bunda harus ikhlas, bunda gak mau kan kalau diatas sana ayah merasa gak tenang." ucap Grisella memberi semangat pada bunda nya yang terlihat rapuh ini.

Sudah 3 tahun yang lalu sang ayah meninggalkan mereka, yang tersisa hanya kenangan manis mereka yang selalu melekat dihati.

Ketika sang ayah meninggal, Felisyia selalu merasa hidupnya tak ada gunanya.

Tapi ketika mendengar ucapan ucapan semangat anak satu satu nya, membuat dirinya harus bertahan kuat didunia yang terasa pahit ini.

Hingga berselang beberapa bulan setelah kematian suaminya, Felisyia menggantikan posisi sang suami di kantor saat keadaan disana sungguh berantakan.

Berantakan karena tidak ada yang mengisi posisi CEO di kantor, semua kerjaan kantor diurus oleh sekertaris suaminya.

Hingga berita kekosongan posisi tersebut sampai ke telinga sang sepupu yang merupakan adek tiri dari suaminya.

Hal itu akan membuag adek tirinya mencari kesempatan emas itu, tapi semua terlambat. Felisyia sudah mengambil alih posisi itu.

Ternyata sebelum sang suami meninggal, dia sudah membuat surat wasiat dengan menurunkan kantor milik nya kepada istri dan anaknya.

Adek Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang