Part 17: Rise

108 31 8
                                    



Clint pergi ke kediaman Putra Mahkota seusai menyelesaikan pekerjaannya di laboratorium. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu putrinya. Clint berjalan menyeberangi lapangan luas di depan bangunan kediaman Daven. Banyak pesawat kargo maupun pesawat penumpang yang terparkir di landasan yang terbuat dari logam itu.

Clint masuk ke dalam kediaman Daven, tidak ada penjaga yang melarang karena mereka sudah diperintahkan untuk membiarkan Clint masuk. Hanya saja hari itu Clint merasa ada yang aneh. Ia merasa diikuti dan diperhatikan. Meski mungkin hanya perasaan Clint, tapi ia tetap berhati-hati.

"Silakan masu—", ujar seorang penjaga di depan pintu kediaman Daven yang langsung diputus oleh Clint.

"Saya ingin memberikan data yang diminta oleh Putra Mahkota. Yang Mulia terus mengancamku untuk menyerahkan data ini.", ujar Clint dengan lantang.

Penjaga yang mendengar Clint kebingungan tapi untungnya penjaga itu mengenakan penutup kepala sehingga raut wajah bingungnya tidak terlihat dari balik helm.

"Ta—Tapi Putra Mahkota sedang tidak berada di kediamannya."

"Saya akan meletakkan di ruangannya, Putra Mahkota sendiri yang memerintahkannya.", ucap Clint sembari menunjukkan layar tablet transparan yang dibawanya, seolah menunjukkan percakapannya dengan Daven. "Lihat putra mahkota sendiri yang memerintahkan." Meski layar tersebut kosong tidak ada apa-apa. Beruntung penjaga di kediaman Daven itu cukup cepat tanggap. Ia sudah mengerti bahwa Clint sedang mengajaknya bersandiwara, karena prajurit itu sudah tahu bahwa Clint adalah istri Daven.

"Ba—baik. Silakan masuk.", ujar si penjaga.

Clint melenggang masuk. Ia menoleh ke belakang untuk melihat lagi siapa yang mengikutinya di belakang meskipun tidak terlihat siapa-siapa. Namun Clint yakin ia diikuti. Gerak-geriknya sedang diperhatikan. Bukan. Penguntit itu memperhatikan gerak-gerik di dalam kediaman Daven.

"Maychelle!!", seru Clint sembari membuka pintu kamar Daven dengan wajah berseri-seri hendak melihat putrinya. Tapi kamar itu kosong. Maychelle tidak ada disana meskipun ia dan Daven sudah memperingati anak mereka agar tidak pergi kemanapun.

Clint mendadak panik saat Maychelle tidak berada di depan matanya. Kemana anak itu pergi? Ia tidak bisa sembarangan berkeliaran. Clint keluar dan mencari pengawal yang ditugaskan untuk menjaga di depan pintu kamar Daven, tapi pengawal itu juga tidak ada disana. Clint berlari menyusuri gedung itu untuk mencari putrinya.

Hingga Clint terdiam begitu sampai di sebuah ruangan. Jantungnya mencelos kebawah, tangan dan kakinya gemetaran. Ia melihat pengawal yang ditugaskan untuk mengawal Maychelle telah tumbang. Sosok yang mengenakan jubah hitam dan penutup kepala hitam terbuat dari logam itu sedang mengikat seorang anak perempuan yang dipaksa untuk bersujud. Lebih parah lagi, Clint melihat sosok yang paling tidak ingin ia temui.

Emperor.

"Akhirnya kau tiba disini. Aku tidak menyangka Daven bisa melakukan ini meskipun aku sudah menghapus segala ingatannya.", ujar sang pria paruh baya yang mulai beruban itu.

"Kau yang sengaja menyuruh Daven pergi ke Abandoned Land agar kau bisa melakukan ini bukan?", ujar Clint pada sang Emperor dengan wajah marah meskipun ia juga merasa takut.

"Mamaaa...", rengek Maychelle. Melihat putrinya ketakutan membuat Clint tidak tega. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Isi pikirannya saat itu hanya bagaimana agar Maychelle tidak terluka.

"Aku tidak bisa mengancam untuk membunuhmu karena kau adalah bangsa Aelius. Jadi aku harus menggunakan cara ini untuk membuatmu menyerah."

"Jangan kau berani menyakiti putriku. Putriku juga bangsa Aelius.", ujar Clint.

City of Abandoned LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang