City of Abandoned Land

Part 1: The Ruler

Space City, 2330

Siapa yang berani mengetuk pintu kamarku pagi-pagi? Mengganggu saja. Aku membuka kedua mataku karena suara yang mengganggu itu. Ketika aku ingin bangun, tangan seseorang berada di atas dadaku. Tangan siapa lagi ini?

Oh.

Wanita ini siapa lagi? Jujur aku tidak tahu siapa dia dan bagaimana dia bisa berakhir di atas tempat tidurku. Tapi dilihat dari tubuhnya yang telanjang sepertinya semalam kami berbuat sesuatu.

Aku tidak peduli juga. Paling kami tidak akan saling bertemu lagi.

"Anda sudah bangun, tuan?", ujar wanita itu ketika aku berdiri dari tempat tidur sembari mengenakan pakaian. Oh sepertinya aku pernah melihatnya. Kalau tidak salah dia adalah pelayan ayahku. Seorang dari kaum The Common yang murahan. Aku pasti terlalu mabuk semalam.

"Cepat pakai baju dan keluar dari sini.", ucapku dengan nada memerintah. Aku tidak peduli apa yang dilakukan wanita itu denganku semalam. Entah pakai pengaman atau tidak, dia juga tidak akan hamil.

Ya. Semua wanita dan Neutrum* yang tinggal di Space City telah disteril dengan minum obat. Karena mereka tidak diizinkan hamil. Keterbatasan tempat tinggal dan persediaan pangan membuat populasi manusia harus dibatasi. Seluruh anak yang lahir di Space City terlahir melalui program generasi penerus. Hanya beberapa neutrum dan wanita terpilih yang akan melahirkan anak-anak dari benih laki-laki terpilih. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kualitas manusia. Itulah cara hidup kaum The Ruler.

*Neutrum adalah jenis kelamin ketiga pada manusia yang muncul pertama kali pada tahun 2049 di tahun Bumi. Neutrum tidak dikategorikan sebagai laki-laki maupun perempuan, karena jenis kelamin mereka netral. Mereka dapat memilih peran sebagai laki-laki dan menghamili wanita atau memilih peran sebagai wanita dan dihamili oleh laki-laki karena Neutrum memiliki rahim. Meskipun secara kromosom sex, Neutrum adalah laki-laki yang mengalami mutasi pada kromosom yang mengatur hormonal sehingga mengembangkan organ reproduksi yang berbeda.

Tapi aku tidak membenci cara hidup itu. Aku malah senang. Aku bisa puas tidur dengan siapapun tanpa harus terikat hubungan tidak penting yang disebut keluarga. Aku tidak tahu kenapa orang-orang dibawah sana masih menganggap hubungan keluarga itu penting.

"Tuan, anda dipanggil oleh Emperor.", ujar pria yang berdiri di depan pintu kamarku. Dia yang daritadi berisik mengetuk pintu.

"Ah iya, aku sudah tahu.", jawabku acuh tak acuh. Pria itu adalah penasihat Emperor—orang yang memimpin di Space City ini. Ibaratnya dia adalah raja disini. Aku tidak mau mengakuinya tapi dia adalah ayah donorku.

Aku lahir di laboratorium dan dibesarkan oleh seorang Neutrum yang bukan ibuku. Aku tidak tahu siapa yang melahirkanku, itu dirahasiakan. Bukan hanya aku tapi anak-anak lainnya juga. Kami tumbuh besar di tempat pengasuhan. Kami diajari berbagai hal, termasuk belajar dan menjadi dewasa disana sebelum mendapat ruangan kami sendiri. Demi mempertahankan kualitas generasi penerus katanya.