Part 23: Be My Boyfriend

114 27 7
                                    




⚠️ CW ⚠️
Mature content, explicit 🔞





"Kak Clint..."

Clint membuka kedua matanya ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Ia membelalak ketika melihat siapa yang memanggilnya. Ia adalah Daven.

"Gi—gimana kamu bisa masuk sini?", ujar Clint yang panik. Ia berada di kamarnya yang ada di rumah. Tapi bagaimana Daven bisa ada disana? Terlebih lagi Daven tengah berada diatas tubuh Clint, menindihnya sembari memandangi Clint.

"Aku bisa melakukan apapun dengan kekuasaan yang aku punya.", ujar Daven. "Termasuk ini." Daven menunduk dan mencium bibir Clint.

"Hmph!" Clint tercekat. Ia makin membelalak dan kedua tangannya berusaha untuk mendorong Daven menjauh. Tapi tidak bisa. Daven malah memegangi kedua tangan Clint dan menautkan jemari-jemari tangannya pada jemari Clint. Daven memperdalam ciumannya dengan melumat bibir Clint dan menyesap bibir Clint.

"Hnghh...", lenguh Clint yang semakin kehabisan napas karena ciuman Daven.

Daven melepaskan ciumannya. "Buka mulutmu dan julurkan lidahmu."

Anehnya mengapa Clint menuruti ucapan Daven.

Daven menghisap lidah Clint yang terjulur dan juga memutar-mutar lidahnya mengitari lidah Clint. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh Clint selain memejamkan kedua matanya dan merasakan nikmat dari ciuman yang dilakukan oleh Daven.

Apa ciuman selalu senikmat ini? Suara dalam kepala Clint.

Clint merasakan sesuatu menekan bagian bawahnya. Ternyata lutut Daven menggesek bagian bawahnya.

"Hahh...", desah Clint. Mengapa terasa aneh? Mengapa bagian bawahnya terasa merinding ketika tersenggol?

Daven mengangkat baju piyama Clint hingga membuat dada telanjangnya nampak. Lalu Daven mengecupi disekitar dada hingga perut Clint. Tubuh Clint melengkung keatas ketika Daven menjilat putingnya yang telah menegang. Bukan hanya putingnya, tapi bagian bawahnya juga tegang.

Daven menurunkan celana piyama yang dikenakan oleh Clint sehingga penis tegangnya berdiri. Tanpa ragu, Daven memasukkan ke dalam mulutnya.

"Hngghh... hah.. haa.. Daven berhent— ah.." Clint berusaha mendorong bahu Daven agar Daven mengeluarkan penis tegangnya dari dalam mulut.

"Jangan...", pinta Clint ketika ia semakin meracau dan tidak dapat menahan suaranya. Ia melihat ke arah pintu, takut jika kedua orang tuanya tiba-tiba masuk karena mendengar suara desahnya.

Tapi Daven nampak tidak peduli dan masih mengulum lebih dalam hingga membuat Clint merinding di sekujur tubuh.

"Ahh! Daven... Aku... gak... kuat lagi haaahhh.."

Clint melepaskan mani di dalam mulut Daven hingga membuat Daven nyaris tersedak.

Glup. Daven menelannya, lalu tersenyum. Clint membelalak atas apa yang dilakukan oleh Daven.

"Kenapa kamu melakukan ini, Daven?", ujar Clint dengan berkaca-kaca.

"Aku melakukan apa? Ini keinginanmu.", jawab Daven.

Clint tercekat. Ia menarik napas dalam-dalam ketika terbangun dari tidurnya.

"Huhh... huh... Apa yang aku impikan?", guman Clint yang melonjak dari atas tempat tidurnya. Ternyata ia hanya bermimpi. Tapi mengapa harus Daven yang muncul dalam mimpinya? Dan mengapa harus Daven yang membuatnya merasakan kenikmatan?

City of Abandoned LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang