Part 19: City of Abandoned Land

125 19 6
                                    




Wanita berambut merah yang ditugaskan untuk menjemput Daven adalah salah satu pelindung Aelius. Ia bernama Aka.

"Aku diminta oleh Ketua untuk membawamu ke Abandoned Land.", ujar Aka sembari membelakangi Daven. Tapi ia tidak mendengar jawaban dari Daven. Ketika wanita itu berbalik untuk melihat Daven, ia menyaksikan pengawal pribadi Emperor tengah menyerang Daven.

Aka mengira bahwa ia telah melumpuhkan pengawal itu hingga tak dapat bergerak. Namun ternyata prajurit itu melepaskan salah satu lengan robotnya dengan pelontar plasma yang membuat Daven tidak sempat menangkisnya.

Serangan itu fatal bagi Daven. Aka membelalak ketika menyaksikan Daven yang mengeluarkan banyak darah dari mulutnya karena terkena pukulan di perutnya. Aka ingin menolong Daven tapi terlambat. Semua sudah terjadi. Aka tidak dapat membalikkan waktu.

Putra Mahkota Daven tersungkur dan nyawanya sudah terlambat untuk diselamatkan meskipun Aka membawanya ke alat kapsul pengobatan sekalipun.

Aka menitikkan air mata. Ia gagal menjalankan tugasnya. Ia terlalu menganggap sepele pengawal pribadi Emperor. Meskipun Aka telah membunuhnya begitu pengawal itu menyerang Daven, tapi terlambat. Serangan prajurit itu sudah terlanjur mengenai Daven.

"Apa yang harus kukatakan pada Ketua? Huhuhuu... Mengapa aku harus gagal?"

Sementara Ketua Siorai yang berada di Abandoned Land membelalak.

Tidak. Bangun.




***



Awal tahun 2270–30 tahun sebelum perang antar manusia Bumi terjadi.


Siorai sedang duduk dalam sebuah ruang rapat bersama para perwakilan planet dalam Federasi Galaksi. Itu adalah rapat besar Federasi yang diadakan secara rutin sebulan sekali di Planet Biru.

"Ketua Siorai dari Aelius. Bagaimana tanggapan anda? Ketua Siorai? Ketua Siorai?", panggil seorang pemimpin rapat yang merupakan jenderal Federasi Galaksi. Emperor Planet Biru masih menjadi jenderal Federasi Galaksi, meskipun kini penguasa Planet Biru telah berganti ke Emperor generasi berikutnya.

"Huh? Apa?" Siorai terbelalak. Ia terkejut karena namanya dipanggil dan itu membangunkannya dari mimpi panjang, baginya.

"Anda ketiduran di tengah rapat, Ketua Siorai? Tidak seperti biasanya."

"Maafkan saya jenderal. Bisa tolong ulangi yang anda katakan?"

"Bagaimana tanggapan anda tentang aksi organisasi anti-alien di Bumi? Apa kita hanya akan mengabaikannya? Mereka sudah mulai berani menyerang base federasi di Bumi. Beberapa pemimpin planet disini tidak merasa organisasi tersebut perlu menjadi perhatian karena militer di Bumi masih dapat menanganinya."

Siorai baru saja bermimpi panjang. Tidak. Organisasi itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Inilah awal mula mengapa organisasi itu dapat membuat kehancuran di Bumi, karena mereka diabaikan. Militer pertahanan Bumi mengira bahwa kekuatan organisasi pemberontak itu tidak seberapa dan mereka hanya menggertak kecil. Kesalahan karena menyepelekan organisasi yang ternyata bagaikan gunung es yang ditabrak oleh kapal Titanic—terlihat kecil dari permukaan padahal di dalamnya begitu besar.

Organisasi anti-alien di Bumi mendapat dukungan secara diam-diam oleh negara-negara besar di Bumi dan akan membawa segala kehancuran yang dilihat oleh Siorai.

"Tidak!", ujar Siorai yang mengejutkan para pemimpin planet di ruang rapat, termasuk salah satunya adalah presiden direktur Wen Tech yang menjadi perwakilan aliansi Bumi saat itu.

City of Abandoned LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang