Setelah Daven lulus dari Wen Institute, ia sibuk mempersiapkan diri untuk ikut ujian seleksi masuk Akademi Federasi Galaksi. Daven kembali ke kota dimana kediaman keluarganya berada. Ketika Daven tengah belajar dengan serius agar bisa lolos ujian, kakeknya menghubunginya dan meminta Daven untuk datang ke kantor induk Wen untuk menemuinya."Daven. Kamu tidak usah ikut ujian masuk Akademi Federasi Galaksi," ujar kakek Daven. Inilah alasan mengapa ia meminta Daven untuk datang menemuinya.
"Apa? Kenapa kakek?", tanya Daven yang bingung. Ia tidak mau. Bagaimanapun ia harus lulus ujian Akademi Federasi Galaksi agar bisa bertemu kembali dengan mantan kekasihnya. Hanya itu motivasinya saat ini.
"Aku ingin kamu ikut andil dalam project baru Wen Tech."
"Project apa kakek? Bukankah ayah menyuruhku untuk lolos Akademi Federasi Galaksi jika aku ingin dianggap layak menjadi penerus?", ujar Daven. Sebenarnya ia akan dipilih menjadi penerus Wen Tech atau tidak bukanlah permasalahan utama disini. Tapi Daven ingin menjadi pekerja di Federasi Galaksi agar ia dapat pergi ke Aelius. Hanya itu keinginannya. Sehingga ia tidak suka dengan ide kakeknya.
"Selama aku masih hidup, akulah yang menentukan siapa yang layak menjadi penerus Wen Tech. Project ini adalah kesempatanmu untuk membuktikan bahwa kau layak. Aku akan mengirim mu pergi bersama kakakmu Llyr ke Aelius."
Daven yang mendengar bahwa ia akan dikirim ke Aelius mendadak berubah pikiran dari yang awalnya sangat menentang keinginan kakeknya, sekarang menjadi tertarik untuk mendengar lebih lanjut tentang project apa yang ingin dilakukan oleh kakeknya.
"Apa aku boleh mendengar lebih lanjut project apa ini?", tanya Daven.
"Sebenarnya ini adalah project bangsa Aelius, hanya saja aku sudah berdiskusi dengan paman Siorai dan ia setuju agar Wen Tech ikut mempelajarinya bersama. Karena ini adalah project rahasia maka aku ingin mengirim keturunanku sendiri untuk melakukannya."
Sang kakek menjelaskan panjang lebar tentang project yang dimaksud. Project yang bernama The Star Project ini adalah tentang alih teknologi yang telah disetujui oleh bangsa Aetherian*.
*Aetherian adalah sebutan untuk penghuni planet Aetheris.
Planet Aetheris adalah planet diluar galaksi Bumi yang termasuk dalam golongan planet tertua yang pernah diketahui sejauh penjelajahan alam semesta dilakukan. Planet Aetheris memiliki besar dua kali lipat planet Bumi dan planet Aelius. Planet Aetheris memiliki sumber daya yang dapat menghidupi penghuninya selama lebih dari 70 milyar tahun. Para penghuni di planet Aetheris yang dikenal dengan sebutan Aetherian adalah bangsa yang memiliki peradaban tingkat tiga. Sementara peradaban Planet Biru sebagai pendiri Federasi Galaksi sendiri baru berada di tingkat dua, begitu pula planet Bumi yang baru saja masuk ke tingkat dua.
Bangsa Aetherian adalah bangsa yang telah berevolusi selama jutaan tahun sehingga telah menyentuh peradaban tingkat tiga. Teknologi yang mereka miliki jauh diatas yang diketahui oleh planet-planet dalam Federasi Galaksi. Meskipun tidak termasuk sebagai planet anggota dalam Federasi Galaksi, tapi bangsa Aetherian lah yang pertama kali menjangkau peradaban di planet-planet lain dan mencetuskan ide untuk didirikannya Federasi Galaksi di Planet Biru. Aetherian juga dikenal sebagai the father of the universe.
Aetherian memiliki teknologi yang dikenal manusia Bumi dengan sebutan Dyson Sphere*.
*Dyson Sphere adalah teknologi berupa alat raksasa yang memperangkap bintang dalam galaksi untuk menangkap tenaga surya dalam persentase yang besar. Biasanya teknologi ini diperlukan oleh planet yang membutuhkan energi yang lebih besar daripada yang dimiliki oleh planetnya, seperti contohnya adalah yang dilakukan oleh Aetherian.
KAMU SEDANG MEMBACA
City of Abandoned Land
Science Fiction⚠️ BL, MPREG, 21+ ⚠️ Pada tahun 2300, Bumi sudah tidak dapat ditinggali oleh manusia. Manusia yang tersisa kini terbagi menjadi tiga kasta. Kasta tertinggi disebut The Ruler. Kasta kedua disebut The Scientist. Kasta ketiga dan terendah disebut seb...