Dita Mulya, seorang sosialita dan anak konglomerat pabrik tepung dari Surabaya. Setiap bulan pergi ke luar negeri dan lebih banyak menghabiskan waktu dirumahnya di Singapore dan Los Angeles. Pulang ke Jakarta ga sampe seminggu itupun hanya untuk minta jatah sama suaminya, Om Tio.
Gw baru tau, kalo sore-sore setelah Om Tio angkat beban, Tante Dita suka call Om Tio dan biasanya ga boleh ada siapa pun yang masuk kedalem ruangan nya.
"Evita, daddy ku lg apa?" Tanya Sally manja.
Gw mengernyit, setelah kepergian angga si sally jadi ngegangguin gw terus. Belom lagi nama gw diganti-ganti jadi Evita, hihh.
"Sshh lagi call sm bu dita,"
Sally menekuk wajahnya.
"Ishh, pasti lg sex call,"
"Sex call?" Tanya gw penasaran.
"Iya, lu gaboleh masuk kan? Lg ngocok itu si bapak sambil call bu dita,"
Gw mengernyit penuh kebingungan.
"Udah ah gw mau pulang aja, lu gamau pulang? Ud gaada orang loh," ucapnya memecah lamunan gw.
Mendadak pikiran nakal gw muncul.
"Ntar aja mba msh mau minta tanda tangan,"
Setelah gw pastikan dia keluar ruangan gw matikan lampu dimeja gw. Pelan-pelan gw masuk ke ruangan Om Tio.
Suasana remang-remang, hanya beberapa lampu sorot saja yang dinyalakan di beberapa titik.
Ahh yeahh pentokin sayang
Masukin semuanya ya
Ahhh yes papi
Suara om tio menggema diseluruh ruangan disusul suara desahan dari speaker hp yang tentunya adalah Tante Dita.
Terlihat Om Tio berselonjor di sofa membelakangi gw. Celananya turun sampai ke lutut, begitu juga celana dalamnya. Kemejanya sudah dibuka semua kancingnya dan hanya disibak ke samping mempertontonkan otot-ototnya.
Gw berjalan perlahan memastikan agar tidak tertangkap kamera.
Seketika Om tio menyadari kehadiran gw.
Matanya melotot dan badannya melonjak kaget.
Gw langsung menaruh telunjuk di bibir mengisyaratkan om tio untuk tetap diam.
Ahh papi sexy banget
Liat six pack nya pi
Agghhh
Mami merem ya bayangin papi lagi sodok mami
Iya papi ahh
Matanya melotot, tangannya terus mengusir gw untuk pergi.
Gw malah mengambil posisi berlutut.
Om tio terus memakukan pandangannya ke gw, ia menggelengkan kepala memohon untuk gw tidak melakukan apa-apa.
Perlahan-lahan gw lepas sepatu dan kaus kakinya, disusul celana dan kolornya yang menggulung di lutut.
Nafas Om Tio tertahan.
Gw raba badannya dengan jemari gw, dari jari kaki hingga betis lalu ke lutut dan berlanjut ke paha nya.
Hhhhh
Om tio menghela nafas panjang.
Dengan lembut gw genggam batang kontol nya, gw kocok sedikit hingga ngaceng sempurna.
Papi lagi ngocok?
I iya mami
Kocok terus papi, kocok yg kenceng
Yeah mami
Tanpa aba-aba gw lahap kepala kontolnya kedalam mulut gw.
Hhhh aghhhh fuck
Om tio langsung menarik hp nya menjaga jangan sampai kepala gw tertangkap kamera. Gw genjot kontolnya keluar masuk, gw sedot dan gw urut batang kontolnya dengan tempo yang cepat.
Ahh ahh ahh yeah
Mphh ffuckk
Ahh papi keenakan bgt mami jd tambah horny
Genjot sayang mainin dildonya yang cepet, papi genjot mami ga pelan begitu, kan?
Iya papi terus.. genjot yang kasar... yang dalem
Gw semakin horny mendengar percakapan mereka, akhirnya gw mempercepat genjotan, desahan om tio makin tidak karuan.
Batang kontolnya kini telah banjir oleh liur gw, dengan mudah gw mengocok kontolnya dengan tangan. Gw pelintir dan gosok kepala kontolnya hingga ia menggelinjang penuh kenikmatan.
Hosh hosh hosh fuck
Om tio ngos ngos an menerima kenikmatan dari gw. Dengan sengaja gw mainkan kedua biji nya yang menggantung menggoda. Gw kelitik dan gw hisap sampai mulut gw penuh.
Ahh papi ganteng banget mami jd pengen keluar
Ayo mami keluarin ya jangan ditahan
Gw kembalikan fokus gw ke batang kontol om tio, gw genjot dan gw hisap kepala kontolnya yang merah.
Tak henti-hentinya om tio mengerang dan mendesah penuh nikmat. Sementara di speaker hp tante dita semakin menggila, suaranya memekik diiringi suara decakan dildo yang merojok kemaluannya.
Sesaat gw merasakan kepala kontol Om Tio berkedut-kedut, urat-uratnya menebal dan batangnya bertambah keras.
Ahh saya mau keluar
Saya mau keluar
Aaarghhhh fuuuuck
Crot crot crot crot.
Pejuhnya gw biarkan menembak tinggi ke langit
Hampir seluruhnya mendarat di leher, dada dan perut om tio yang sudah berkeringat, seketika menambah keseksiannya.
Nafasnya tersengal-sengal.
Dari hp nya, terdengar tante dita juga sedang berusaha mengambil nafas.
Ahh enak banget pi
Yeah mami
Udah ya aku matiin
Bye
Bye
Klik
Seketika video call nya dimatikan.
Hah?
Gw kebingungan
"Udh begitu doang om?"
"Hhhhh, udh gila kamu van,"
"Kalo sampe ketauan bisa mati bediri saya,"
"Tapi enak kan?" Balas gw menggoda.
Ia tidak menjawab, mukanya masam.
"Kelewatan kamu," balasnya sambil mengenakan bajunya.
Gw beranjak ke arah pintu.
"Besok lagi ya," ucap gw sebelum keluar ruangan.
Gw terdiam sejenak.
Kenapa tante dita seperti itu ya? Udh ngecrot langsung aja ditinggal.
Apa kek kangen kangenan dulu gt? Di sayang-sayang? Ini video call an knp ky chat di WA.
Apa om tio sebenarnya kurang kasih sayang? Kok gw jd sedikit iba dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atasan Nakal
RomanceCerita Evan bertemu atasan nakal di kantor baru nya. Hi semua apa kabar? Sudah lama gw ga publish cerita. Untuk mengobati kangen, cerita kali ini gw buat agak panjang dan alur cerita jauh lebih lambat dari biasanya. Semoga teman-teman suka dgn style...