Author POV
Beberapa hari setelah semua kejadian itu, jajaran direksi akhirnya memutuskan untuk menurunkan Om Tio dari jabatannya. Semua hutang dan hasil korupsinya akan dihitung dan harus dibayarkan lunas dengan tenggang waktu yang telah ditentukan.
Sebetulnya Ayah Evan sangat marah atas semua perbuatan Om Tio. Tadinya ia mau menyebarkan semua masalah ini ke media, memanggil kuasa hukum dan memproses semuanya di meja hijau.
Evan yang kasihan dengan Om Tio merasa tidak tega jika ia harus menghadapi itu semua. Iya membayangkan beban yang harus ditanggung Om Tio, di cap sebagai koruptor dan seorang penjahat seksual.
Akhirnya Evan berusaha untuk meredam emosi Ayahnya. Alhasil, Om Tio diberikan hukuman yang lebih "ringan" setidaknya ia harus menyelesaikan masalahnya diam-diam dan bisa melanjutkan hidupnya kembali.
Lain hal nya dengan Ben. Ia diangkat menjadi Manager karena dianggap menjadi karyawan yang bisa dipercaya dan punya kredibilitas yang tinggi. Ia telah membongkar praktik korupsi yang telah merugikan Ayah Evan bertahun-tahun dan karena itulah Ayah Evan merasa harus memberinya penghargaan yang sebanding.
Evan dan Ben akhirnya mengambil jalan tengah untuk berdamai. Mereka memutuskan untuk tidak menjalin hubungan yang lebih dalam. Ben masuk ke hidup Evan saat ia sedang tidak baik-baik saja, jadi Evan memutuskan untuk menutup hatinya daripada Ben terluka pada akhirnya.
Evan memutuskan untuk keluar dari perusahaan ayahnya.
Ia ingin menggarap proyek perkebunan teh di kampung ibunya dan menjalani kehidupan slow living di desa. Hal itu didukung ayah dan ibunya. Selain agar evan bisa menenangkan diri, mereka juga ingin menjauhkan evan dari pergaulan bebas ibu kota.
Tapi apa benar hanya itu kah yang Evan cari di desa?
===================================
Oh iya, sebelum ia angkat kaki dari perusahaan ayahnya, ada satu permintaan Evan, ia ingin bicara secara privat dengan Ben dan Om Tio. Setelah itu ia langsung terbang ke kampung ibunya dan entah kapan ia akan kembali ke ibu kota.
Evan POV
Arghhh
Fuuck
Gw melihat refleksi gw di jendela kaca.
Good boy
Isep terus
Suaranya jelas terdengar di kuping gw.
Suara yang selalu gw dambakan.
Selalu membuat gw mabuk dan tenggelam dalam kenikmatannya.
Suka kontol om?
Jemarinya mengusap rambut gw lembut.
Gw mengangguk kecil sambil menengadah keatas melihat wajah tampan nya yang bersinar. Tubuhnya semakin kekar menambah karisma nya sebagai seorang laki-laki matang.
Good boy.
Kalo capek bilang ya..
Gw mengangguk sambil terus mengulum batang kenikmatan ini.
Clok
Ahh
Di belakang, lubang senggama gw merekah menerima kontol raksasa yang mencoba masuk kedalam.
Oghh baby
Aku kangen bgt masukin kamu
Ahh
Kecupan lembut mendarat di punggung gw.
Enak?
Bisiknya di telinga gw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atasan Nakal
RomanceCerita Evan bertemu atasan nakal di kantor baru nya. Hi semua apa kabar? Sudah lama gw ga publish cerita. Untuk mengobati kangen, cerita kali ini gw buat agak panjang dan alur cerita jauh lebih lambat dari biasanya. Semoga teman-teman suka dgn style...