Hari ini adalah hari pengumuman hasil audit.
Dari pagi hari gw ud tegang, semalam gw mendapat info bahwa hasil audit akan dibacakan langsung didepan BOD melalui online meeting mendadak.
Gw dan Ben sudah mempersiapkan semua jawaban dan bukti-bukti apabila ada data yang dicurigai oleh mereka, pokoknya ud ky mau sidang skripsi persiapannya.
Pukul 15.00 Om Tio berlenggang santai menuju ruangannya sambil menggandeng Sally untuk digarap sebelum meeting berlangsung.
"Pak, jangan lupa meeting jam 4 ya," celetuk gw sebelum ia masuk ruangan.
"Santai aja," balasnya.
Gw mengerutkan dahi.
Sambil membanting tumpukan dokumen keatas meja, gw beranjak ke kursi kerja gw.
"Gila ya, ga abis pikir aku, kita kerja susah payah buat selametin dia, tapi dia tetep aja loh kelakuannya ky begitu," gerutu gw ke Ben.
"Ya itulah dia," jawab Ben santai.
"Kamu kalo jadi aku, bakal lakuin apa sih? Aku ud makin muak nih liat kelakuan dia,"
"Kamu liat aja, pasti nanti dia kena tulah nya,"
Gw mengurut dada.
Sudah waktunya meeting dimulai.
Para direktur sudah join kedalam meeting, hanya tinggal menunggu Om Tio yang belum selesai menggempur Sally.
"Mohon maaf ya Bapak Ibu, Pak Tio masih ada tamu,"
Terlihat wajah para direktur yang mulai masam karena meeting telat sudah hampir 10 menit.
"Tamu penting emangnya Van? Tegur aja, mau sampai jam berapa kita nunggu?" Tanya salah satu direktur, disusul yang lainnya mengiyakan.
Gw harus bertindak.
Tanpa permisi gw masuk kedalam ruangan Om Tio.
Terihat Sally sedang mengerang keenakan diatas sofa dan Om Tio yang bersimbah keringat masih memompa kontolnya.
"Pak ud gabisa tunggu lagi,"
Gw langsung memisahkan mereka. Dengan sigap gw mengambil tissue dan melap tubuh Om Tio.
"Apa-apaan kamu Van, saya belum selesai," bentaknya tidak suka.
Lalu gw mengancingi kemeja nya dan merapihkannya cepat-cepat.
"Ini lebih penting Pak,"
Gw langsung mendudukinya di kursi besarnya dan mengendalikan laptopnya untuk join kedalam meeting.
Sally masih dengan santainya memakai baju tanpa ada rasa canggung dengan kehadiran gw.
Om Tio masih belum memakai celana alias kontolnya masih berdiri tegak dibawah meja.
Kehadiran nya disambut dengan helahan nafas dari BOD dan seketika meeting pun dimulai.
Gw mendengarkan meeting dengan seksama dari sisi lain ruangan. Sesekali Om Tio mencuri-curi pandang kearah gw dan menatap gw tajam.
Semua hasil audit dilaporkan baik, para direktur hanya terdiam tidak ada satu pertanyaan pun, begitu juga dari team kantor pusat. Bu Siska terlihat sumringah dan percaya diri dengan hasil auditnya.
Di satu sisi gw lega, tapi di sisi lain kok gw mempertanyakan moral gw ya. Seorang bajingan dengan mudahnya lolos dari masalahnya didepan mata gw dan lagi ini adalah perusahaan keluarga gw.
Karena jengkel akhirnya gw keluar ruangan Om Tio.
Diluar gaada tanda-tanda kehadiran Ben.
Akhirnya gw kirim pesan lewat chat aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atasan Nakal
RomanceCerita Evan bertemu atasan nakal di kantor baru nya. Hi semua apa kabar? Sudah lama gw ga publish cerita. Untuk mengobati kangen, cerita kali ini gw buat agak panjang dan alur cerita jauh lebih lambat dari biasanya. Semoga teman-teman suka dgn style...