"Van, kamu sakit?" Tanya Ben sesaat dia melihat gw masuk kedalam ballroom mengenakan hoodie lengkap dengan tudung kepalanya.
Ben terlihat tampan dengan kemeja casual yang sebagian tidak dikancing memamerkan tato kecil di dada nya yang bidang.
"Ehh ga kedinginan aja kok,"
Gw ga kedinginan, ini semua ulah om tio yang menyerang leher gw hingga meninggalkan bekas memerah dimana-mana. Alhasil gw harus menutupinya dengan hoodie ini.
Tiba-tiba gw merasakan tangan ben melingkar di tubuh gw. Seketika gw terdiam dan menatap wajahnya yang tetap santai memperhatikan sekelilingnya, ben menyadari hal itu.
"Kedinginan kan?"
"Ehh iya," balas gw canggung.
Tangannya meremas lengan gw lembut, sesekali mengusap-ngusapnya berusaha memberikan gw hangat.
"Ehm Van, mana meja kita?" Tiba-tiba om tio muncul entah darimana.
Ditatapnya dengan tajam wajah Ben sebelum akhirnya ia menancapkan mata ke tangannya yang sedang mengusap-usap lengan gw.
"Malam pak," tegur ben.
"Eh disini pak," jawab gw sambil beranjak ingin mengarahkan Om Tio ke kursinya.
Bukannya meninggalkan gw, ben malah mengikuti kami. Sesampainya di kursi makan gw melihat label nama yang terpampang diatas meja.
Mr. Prasetio
Mr. Reyvand
Mr. Benedict
Shit
Kenapa Ben harus disebelah gw.
Om tio menekuk wajahnya masam.
Selama makan malam ia terlihat tidak semenggah dengan apa yang disajikan didepannya.
"Misi pak tadi pesan sup ayam jahe ya," tanya seorang waitress.
"Iya betul, untuk mas ini," balas Ben sambil mengarahkan waitress itu untuk menaruh semangkuk sup didepan gw.
Tiba-tiba Ben mendekatkan wajahnya kearah gw.
"Makan sup jahe Van, biar badannya hangat,"
Gw menatapnya kebingungan.
"Ehh iya repot-repot Ben,"
Hhhhh
Om tio menghela nafas sambil meletakan alat makannya keatas meja.
Gw mematung kaku, tidak berani menatap wajahnya.
Sepanjang makan malam, Ben berusaha mengajak gw ngobrol. Bahkan beberapa kali ben menaruh lengannya di senderan kursi gw hingga terlihat seperti sedang merangkul.
Makan malam dilanjutkan dengan penghargaan employee of the year.
Dengan gagah Om tio memberi kata sambutan singkat dan akan membacakan siapa pemenangnya.
Seketika amplop dibuka, muka om tio berubah datar.
"Benedict Putra"
Seketika tepuk tangan dan teriakan semua karyawan pecah. Ben mengelus pundak gw sebelum berjalan keatas panggung.
Dengan senyum yang dipaksa om tio memberi selamat dan menyerahkan hadiah kepadanya.
Sesaat mereka turun dari panggung, om tio langsung menghampiri gw.
"Villa, now,"
Buru-buru gw berdiri dan menyusulnya yang berjalan dengan sangat cepat.
"Eh van kemana?" Tanya Ben kebingungan.
Gw langsung menunjuk ke arah om tio memberi tahu nya kalau gw harus mengikutinya.
Sesaat keluar dari ballroom, Om tio berjalan nyeruntul tidak melihat ke belakang. Tubuh gagahnya membelah orang-orang yang berseliweran di sekitar lobby resort.
Sepanjang perjalanan dengan mobil golf om tio tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Wajahnya masam menatap kedepan tidak melihat gw maupun sekitarnya.
"Om," gw berusaha bicara sambil merangkul lengan kekarnya, hasilnya nihil.
Sesampainya di villa ia membuka pintu dan menyuruh gw masuk. Sesaat pintu tertutup om tio memojokan gw ke tembok. Dengan kasar ia mencengkeram pundak gw.
Lalu ia menyambar bibir gw. Dihisap dan disedotnya kuat-kuat bergantian. Sambil nafasnya memburu seperti banteng mengamuk.
Ia melepas ciuman kasar itu dan menempelkan dahi nya ke dahi gw sambil menatap mata gw tajam.
"Mulai sekarang, kamu milik saya, paham?"
Gw diam.
Gw meletakan kedua tangan gw merasakan tubuhnya yang memanas dan detak jantungnya yang memburu.
"Jangan pernah mesra-mesra an sama si Ben itu didepan saya lagi, paham?"
Pikiran iseng gw muncul.
Sudah lama gw ga kerjain om tio, biar gw ingatkan dia kalo gw bukan anak kecil polos yang bisa patuh kepadanya.
Gw tersenyum nakal.
"Kalo dibelakang? Boleh?"
Balas gw memancing emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atasan Nakal
RomanceCerita Evan bertemu atasan nakal di kantor baru nya. Hi semua apa kabar? Sudah lama gw ga publish cerita. Untuk mengobati kangen, cerita kali ini gw buat agak panjang dan alur cerita jauh lebih lambat dari biasanya. Semoga teman-teman suka dgn style...