Sisa hari kami habiskan dengan keliling kebun Ibu. Ben menikmati suasana teduh yang disuguhkan oleh tanaman-tanaman dan pohon rindang.
Lama tidak melihatnya, gw merasa Ben semakin menarik untuk dilihat. Badannya bertambah kekar, apalagi ia memakai kaos tangan buntung yang mengekspos lengan kekarnya.
Sambil berjalan santai kami berbincang-bincang tentang keseharian gw disini. Gw menceritakan kalo gw setiap hari beternak dan berkebun. Ditambah lagi kegiatan fisik gw membantu Mas Abi dan mengangkat beban.
"But, you look great Van," ucap Ben sambil mencuri pandang melihat tubuh gw.
Matanya seperti menelanjangi diri gw, memberi sedikit getaran didalam diri gw.
"Ah kamu juga tambah gede badannya,"
"Ya, aku kalo stress pelariannya ke angkat beban,"
Gw mengangguk sambil mencuri pandang menikmati dada bidangnya yang menyembul dibalik kaos tangan buntung nya yang sexy.
Karena sudah hampir maghrib kami akhirnya beranjak kembali ke rumah. Di perjalanan gw memetik beberapa jeruk dan langsung mengupasnya untuk Ben cicipi.
Setiap kali gw membelakangi Ben, gw merasa dia seperti memperhatikan pantat gw.
Apa dia menyukainya?
Tapi ga mungkin lah orang dia straight.
Sekali dua kali, gw memergoki dia memakukan mata nya ke arah situ. Ada satu waktu dia sadar kalo gw mengetahuinya dan dia langsung salah tingkah dan mengalihkan pandangan.
Hmm
Ada apa dengan dia?
Makan malam pun tiba, kami menyantap masakan yang disiapkan diatas meja. Ben makan dengan lahap sambil terus memuji makanan yang disajikan.
Setelah perut terisi kami beranjak ke kamar.
Ben meminta izin untuk mandi duluan karena ingin cepat-cepat naik keatas ranjang. Gw pun menyiapkan handuk bersih dan menawarkan satu stel pakaian untuk dia pakai tidur.
Kamar mandi di kamar gw dibuat tanpa pintu, sangat mudah sebenarnya untuk mengintip kedalam dan melihat pemandangan indah tubuh Ben.
Tapi gw mengurungkan semua niat demi menjaga hubungan pertemanan kita.
Suara shower berhenti.
Samar-samar gw mendengar apa yang sedang dilakukan Ben.
"Gamuat Van baju mu," tiba-tiba ia keluar dengan hanya menggunakan boxer trunk Calvin Klein ketat berwarna putih.
Handuknya disampirkan di pundaknya yang kekar sambil ia mengeringkan rambut yang masih basah dan masih menetes ke badannya.
Gw meneguk ludah.
Jeplakan batang kontolnya menyembul hingga kebawah, shit, gede juga.
"Oh i iya, kamu gede banget sih,"
Ben mengerutkan dahi.
"Tapi emang kamu kalo tidur pake baju?"
"Hmm biasa naked sih,"
"Sama dong,"
Gw tertegun
Mm maksudnya kita mau bugil-bugilan nih sekarang?
"Kita boxeran aja kl ya malem ini, gpp kan?"
"Gpp senyamannya kamu aja," balas gw.
Hhhh gw bernafas lega.
Bisa abis gw kalo Ben tidur bugil bareng gw, alamat khilaf.
Kini giliran gw mandi, dengan sengaja gw membuka semua baju gw masih dalam pandangan nya. Gw pamerkan pantat gw yang kini berbentuk bulat dan kencang. Samar-sama gw mendengar dia berdeham penuh kecanggungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atasan Nakal
RomanceCerita Evan bertemu atasan nakal di kantor baru nya. Hi semua apa kabar? Sudah lama gw ga publish cerita. Untuk mengobati kangen, cerita kali ini gw buat agak panjang dan alur cerita jauh lebih lambat dari biasanya. Semoga teman-teman suka dgn style...