Bingung

5.3K 102 3
                                    

Setiap tahun, perusahaan ini selalu mengapresiasi karyawan dengan jalan-jalan seru ke luar kota.

Fasilitas mewah dan acara meriah disiapkan untuk menghibur semua karyawan yang ud stress sampe ke ubun-ubun.

Untuk tahun ini om tio memilih Pulau Dewata sebagai lokasi outing. Resort mewah di Nusa Dua dengan fasilitas super lengkap menjadi pilihan untuk kami menghabiskan liburan selama tiga malam.

"Om kamarnya sudah siap,"

"Ok,"

Gw memesan satu villa dengan dua kamar, khusus untuk om tio dan gw. Lokasinya jauh dari gedung hotel tempat karyawan lain menginap, memberi privacy extra untuk om tio dan tentunya gw.

Untuk menuju ke villa kami harus diantar dengan mobil golf. Terlihat om tio tampil keren dengan kemeja pantai tipis dan sunglasses yang membuatnya berkali-kali lipat lebih ganteng.

Sesampainya, Interior villa yang mewah dan pemandangan samudera yang indah memanjakan mata gw saat memasuki villa ini.

"Bisa-bisa an kamu, mau apain saya disini?" Celetuk om tio.

Gw mengernyit.

"Emangnya, om maunya aku apain?" Gw kembalikan pertanyaannya.

"Ehm," dia hanya bisa berdeham.

Gw berdiri didepannya, perlahan gw buka kancing kemeja pantai yang daritadi menjeplak lekukan ototnya dengan sangat menggoda. Seketika dada dan perut six pack nya terpampang.

Gw loloskan kemeja itu sambil mengelus badannya, dengan lembut gw kecup pundak belakangnya sambil berbisik.

"Siap-siap aja ya,"

Om tio mendengus dan tersenyum.

Setelah membereskan isi koper kedalam lemari, gw ingin selonjoran di pinggir kolam renang. Gw lepas semua pakaian gw menyisakan celana renang putih yang ketat menyokong bongkahan pantat gw yang bulat dan kencang.

Gw kenakan sunglasses aviator dan beranjak keluar kamar. Didepan kamar, om tio sedang menikmati nasi campur bali di meja makan. Seketika ia tersedak karena melihat gw telanjang seperti ini.

"Biasa aja kali," celetuk gw sambil berlenggang tidak memperdulikan dia.

"Heh! Bos nya kesedek bukannya dibantuin,"

"Manja! Lagi outing off kerja dulu," balas gw bercanda.

Ia tertawa santai. Baru pernah gw melihat om tio ceria seperti ini, mungkin karena perasaan senang yang sedang dirasakan semua orang di acara ini. Beberapa kali juga ia melontarkan candaan dan kami berdua tertawa sampai terbahak-bahak.

Sambil membaca buku gw menikmati siraman matahari di kulit gw, dimana lagi gw bisa keliatan normal dengan kulit coklat selain di bali? Kalo di Jakarta yang ada gw jadinya dekil.

Om tio menghampiri gw yang sedang berbaring terlentang memanggang tubuh bagian belakang gw.

Tiba-tiba gw merasakan sentuhan di bongkahan pantat gw. Ternyata om tio mencoba membuka kolor renang gw.

"Ini dibuka dong biar cokelat nya rata semua," ucapnya sesaat kolor renang gw lepas dari badan.

Gw menoleh kearahnya yang sekarang duduk di daybed sebelah gw.

"Bilang aja mau liat aku bugil,"

Om tio terdiam, perlahan tubuhnya maju mendekati gw.

"Kan saya gapernah giniin kamu, yang ada kamu yang ud kenyang bugilin saya terus,"

Gw tersenyum.

"Temenin aku dong kalo gitu," pinta gw.

Om tio mengerutkan dahinya.

"Jadi saya lagi,"

"Tanggung om tinggal buka celana aja itu,"

Jantung gw berdetak menikmati badan om tio yang perlahan-lahan mengkilap karena mulai berkeringat. Gw jadi teringat tontonan sex di ruangannya kemarin itu, badannya berkeringat hingga mengkilap seperti coklat meleleh.

Tiba-tiba ia berdiri dari duduknya, dengan santai ia melepas kancing celana bermuda nya. Perlahan-lahan celana itu turun dengan sendirinya. Betapa kagetnya gw saat jembut lebatnya nampak, lalu dilanjutkan dengan batang kontol raksasanya, hingga celananya jatuh ke kaki dan menampakan badannya yang telanjang bulat.

Gw menoleh ke atas ingin melihat ekspresi wajahnya. Jantung gw berderu kencang saat melihat om tio tersenyum.

"Gapake kolor?"

"Ketagihan gara-gara kamu," ucapnya sambil menusukan jari telunjuknya ke kepala gw.

Shit kenapa dia jd genit bgini.

Untung saja badan gw tengkurap, gw bisa menutupi kontol gw yg ngaceng se keras-keras nya.

Dari balik sunglasses gw menikmati tubuh om tio yang telanjang bulat disebelah gw. Kontolnya terkulai lemas menunjukan keseluruhan panjangnya. Badannya mengkilap berkeringat karena terbakar matahari.

Hari menuju sore, setelah membersihkan badan gw bersiap untuk acara makan malam nanti. Gw kenakan celana yang lumayan pendek, mengekspose paha putih gw yang mulus tidak ada bulu. Untuk atasan gw pakai kaos polo santai yang menjeplak dada gw yang lumayan bidang walaupun ga sebidang om tio.

"Van vann," teriak om tio yang masih berenang di kolam renang.

"Ya om?"

"Tolong ambilin handuk dong,"

"Sebentar," buru-buru gw menghampirinya.

Badan gw bergetar saat melihat badan basah om tio yang masih telanjang. Jembutnya merebah membuat belalainya terlihat lebih panjang. Gw terpukau sambil menikmati pemandangan indah ini, gw jadi bangga dengan diri gw, gila kontol segede itu bisa masuk kedalam mulut lu Van?

"Heh, malah bengong," ledek om tio membuyarkan lamunan gw.

"Eh sorry om,"

"Kenapa, terkesima sama saya?" Godanya sambil mengeringkan badan masih dengan kontolnya yang bergelayut bebas.

Ototnya flexed dengan tidak semestinya, megang handuk doang masa bicep nya sampe gembung dan uratnya sampe pada keluar semua, sepertinya emang sengaja di flex-flex in.

"Om tuh yang tadi sampe kesedek," balas gw.

"Gimana ga kesedek lihat kaki kamu mulus gaada bulunya begitu,"

Apa siiiih om ganteng ini dia menggoda apa meledek sih?

"Buruan mandi om, ud mau dinner,"

"Hahaha ga kuat kamu hah?" Ledeknya penuh tawa sambil melempar handuk basahnya ke wajah gw.

Atasan NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang