Eleanor akhirnya memaafkan Pangeran Essam. Temanku itu berusaha berlapang dada dan menyambut baik Pangeran Essam dalam petualangan kami kali ini. Dia sudah tidak kesal lagi dan melupakan kesalahan Pangeran Essam yang membuntutinya, menunggu dengan santai untuk menemukan hutan terlarang. Eleanor sudah memaafkannya.
Aku jadi bernapas lega. Huft, syukurlah! Setidaknya nyawa Eleanor bisa terselamatkan kali ini.
"Tapi kamu juga harus meminta maaf pada Vie. Bukan hanya aku yang dirugikan, tetapi temanku juga!" Eleanor mendengkus.
Eh? Kenapa aku juga? Aku menggeleng cepat. "Tidak perlu, Pangeran. Aku tidak mempermasalahkannya sama sekali. Mendengar penjelasanmu aku dapat mengerti. Tidak perlu meminta maaf." Aku menunduk sopan. Ibu selalu mengajariku tentang sopan santun kepada siapapun, apalagi terhadap anggota kerajaan, Pangeran Essam pula! Eh, tapi aku sama sekali tidak menyinggung soal Eleanor. Aku mengerti, siapapun yang dibuntuti pasti tidak akan dapat memaafkan begitu saja.
"Aku juga harus meminta maaf padamu, Vienne. Maafkan aku karena juga mengikutimu," kata Pangeran Essam menyesal, suaranya begitu dalam. Aku menyesal pernah memberikannya julukan Pangeran bisu.
Aku mengangguk, tersenyum lebih baik. "Terima kasih, Pangeran. Maafkan Eleanor juga, dia tidak bermaksud berbicara kasar pada Pangeran. Aku mohon Pangeran dapat mengerti posisinya. Maafkan jika kata-kataku salah."
Pangeran Essam tertawa renyah. "Iya, tidak masalah. Jangan terlalu kaku, Vie. Bagaimanapun juga, mulai sekarang aku adalah teman petualang kalian."
"Semua sudah saling memaafkan bukan?" Eleanor menyela. "Saatnya aku ingin mendengarkan penjelasan lebih lanjut tentang hilangnya Pangeran kerajaan terhormat!"
Aku menoleh pada Pangeran Esaam. Lelaki itu mengangguk singkat, lalu mulai menjelaskan.
****
"Ramalan itu, membuatku bertekad untuk mencari hutan terlarang."
"Ramalan?" Aku membeo, sedangkan Pangeran Essam mengangguk.
"Tier, peramal kerajaan memberitahuku, jika kerajaan sedang dalam masalah. Masalah itu berawal dari hutan terlarang." Pangeran Essam menarik napas panjang. Aku dan Eleanor sama-sama menunggu kelanjutan cerita.
"Awalnya, aku hanya ingin tau keadaan kerajaan kedepannya melalui Tier, tapi penglihatannya begitu buruk untuk masa depan kerajaan. Kerajaan tampak diambil alih oleh seseorang dengan energi yang sangat besar. Dalam ramalan itu, kerajaan akan hancur berantakan dalam lima tahun ke depan. Maka, aku meminta Tier untuk menjelaskan lebih jelas agar aku bisa mengambil tindakan."
"Tier bilang, seseorang tersebut tidak ditemukan di mana pun, melainkan tempat lain yang aku sendiri tidak tau. Aneh, Tier adalah peramal kerajaan hebat, menemukan seseorang harusnya pekerjaan yang mudah saja buatnya, sampai nama hutan terlarang keluar dari mulut Tier."
"Kata Tier, orang tersebut berasal dari hutan terlarang, memiliki kekuatan menakutkan, dan fakta yang membuatku terkejut, hutan terlarang adalah kekuasaannya, dia yang mengendalikan hutan terlarang. Dan aku pikir, dia juga yang membuat hutan ini. Sengaja, tidak dipermukaan, melainkan di bawah permukaan. Dengan dibantu sihir, tempat ini sungguh tidak seperti di dalam perut bumi. Dari situ saja aku bisa menilai, kekuatannya sungguh luar biasa."
"Sebelum hal itu terjadi, aku harus bisa mengendalikan semuanya. Sebelum ayah dan ibu tau, aku harus bisa memecahkan masalah ini sendirian. Aku mencari tau hutan terlarang, pergi ke rumah Kakek Osh. Bodohnya aku, aku tidak berpikir untuk meminta catatan itu seperti kamu melakukannya, El. Aku sungguh tidak memikirkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN FOREST [COMPLETED]
Fantasia[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Vienne mengambil keputusan paling buruk dalam hidupnya, yakni menyusul Eleanor, temannya yang pergi dengan tujuan mencari Pangeran Essam yang dikabarkan menghilang tiba-tiba di tempat paling mengerikan wilayah Kerajaan Etter...