14 - Anyone else?

24 6 0
                                    

1 jam kemudian, kami telah bersiap. Aku dan yang lainnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sebenarnya aku sendiri tidak tahu tujuan perjalanan ini, kami hendak mencari Balor, namun kami juga kerap bersembunyi jika Balor menemukan kami. Tapi satu hal yang pasti, kami akan menghentikan Balor sebelum laki-laki itu menyerang Kerajaan. Dan sepertinya ini adalah petualangan hidup mati.

Aku melampirkan tasku di punggung. Di dalam sana terdapat beberapa makanan, kami tidak mau melakukan kesalahan yang sama untuk ke dua kalinya, setidaknya kami mempunyai makanan untuk dimakan.

Pangeran Essam menoleh ke arah Eleanor, dia menatap dengan khawatir. "Kamu baik-baik saja El jika berteleportasi? Perjalanan ini mungkin saja sangat panjang sebab kita belum menjelajahinya."

Eleanor mengangguk. "Tenang saja, keadaanku sudah lebih membaik, bahkan tidak tersisa lagi rasa sakit di tubuhku, Pangeran."

"Baiklah, kamu juga siap, Vie?"

Tentu saja aku siap. Memberi anggukan mantap.

"Bagus sekali. Kita akan berteleportasi. Karena kita tidak mengetahui di mana keberadaan Balor, maka kita akan menyisir seluruh hutan. Juga, sebelum tengah malam, kita harus menemukan tempat bermalam. Vienne, kamu akan memimpin di depan. Eleanor, kamu berada di posisi kedua mengingat kondisimu, dan aku akan berdiri di paling belakang mengawasi."

"Baik, Pangeran." Aku dan Eleanor menjawab bersama.

"Baiklah, teleportasi dengan cepat Vie, El. Sekarang!" titah Pangeran Essam. Detik itu juga aku mulai berteleportasi cepat ke arah utara tanpa sekali pun berbelok. Eleanor dan Pangeran Essam di belakangku mengikuti dengan kecepatan yang sama.

Aku memandangi setiap langkahku yang hanya ditemani oleh pepohonan tinggi rindang dengan beberapa hewan di atasnya. Semak belukar, tanaman berduri, jika saja aku tidak hati-hati, aku akan terluka sepanjang perjalanan. Aku terus memerhatikan sekitar mencari sesuatu yang mencurigakan.

Beberapa jam kemudian kami berteleportasi tanpa henti, kami sudah meninggalkan titik awal jauh sekali. Kami tidak beristirahat barang sedetik pun, kami berkejaran dengan waktu, intinya harus tiba setidaknya di tempat aman untuk bermalam.

Secara tiba-tiba Eleanor yang seharusnya berada di belakangku kini mendahuluiku, mengucapkan sesuatu, "Vie, kita harus istirahat terlebih dahulu."

Teleportasiku melambat, aku menoleh ke arah Pangeran Essam yang mengangguk setuju. Aku ikut mengangguk, mulai menghentikan langkah diikuti Pangeran Essam dan Eleanor pula.

"Tidakkah kita bisa istirahat 5 menit saja, mengambil napas sebentar." Eleanor menarik napasnya dalam-dalam, dia yang paling banyak mengeluarkan keringat.

"Apa kamu baik-baik saja, El?" tanyaku memastikan. Eleanor mengangguk, "Aku baik-baik saja, Vie, tapi mungkin karena beberapa jam lalu aku baru saja sadar, tubuhku belum sepenuhnya pulih. Tapi ini bukan masalah serius, aku membutuhkan istirahat sejenak."

Aku menoleh ke Pangeran Essam.

"Baiklah, kita akan istirahat sebentar. Tapi kita harus tetap melanjutkan perjalanan sebelum tengah malam. Kita tidak mungkin bermalam di tempat penuh semak seperti ini."

Aku menyetujui Pangeran Essam, mengeluarkan beberapa buah yang kami bawa sebelumnya, memakanya separuh. Eleanor juga ikut menikmatinya.

"Jika nantinya kamu bertemu Balor, apa yang akan kamu lakukan, Pangeran?" tanyaku mengisi kekosongan. Eleanor juga tampak tertarik, dia ikut mendengarkan.

"Aku ingin berbicara baik-baik dengannya, apapun yang membuatnya mengurungkan niat untuk meruntuhkan kerajaan," balas Pangeran Essam.

"Itu namanya bunuh diri," Eleanor menyambar ketus. "Manusia rakus kekuasaan seperti Balor tidak akan mendengarkan ceramah baik-baik darimu, Pangeran, sangat membuang-buang tenaga," Eleanor menambahkan, "Kamu mau tau situasi apa yang pasti terjadi, Vie? Balor akan menyerang kita. Itu yang pasti. Dan yang seharusnya kita pikirkan, bagaimana caranya mengalahkan Balor."

FORBIDDEN FOREST [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang