••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Pukul 6 pagi mereka terbangun.ez berbaring di lengan jesa sedangkan jesa berbaring miring menghadap ke arah ez.dengan tubuh yang sama sama polos mereka bersembunyi di balik selimut.
mereka bertatapan mata saling diam.tidak ada yang saling menjelaskan tapi ez tau apa yang sudah terjadi.
Ez paham bahkan sangat paham apa yang sudah terjadi.hal yang seharusnya tidak ia lakukan sebelum sah menjadi pasangan suami istri tapi ez sudah melakukkannya terlebih dengan gadis baik yang baru ia kenal.
Ez menyesal tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur.ez tidak marah karena ia tahu di sini jesa lah yang seharusnya marah,jesa korban jesa pantas marah bahkan menghajarnya tapi jesa masih syok dan yang hanya ia bisa lakukan hanya diam diam dan diam.
"Maaf..hiks"air mata ez mengalir begitupun jesa.jesa diam sambil menatap mata ez.
"Jes..maaf gua hilaf"
"Jesa maaf"
"Jesa.."
Jesa diam tak bersuara hingga akhirnya ia memejamkan mata.
Ez yang melihatnya langsung terdiam ia mengeratkan pelukan di pinggang jesa dan menenggelamkan wajahnya di dada jesa.isak tangis ez belum juga berhenti.
"Hiks.."
Jesa membuka mata lalu menunduk "ga ada yang perlu di tangisin,semua udah terjadi aku harap kamu bisa tanggung jawab"jesa berujar membuat ez semakin merasa bersalah.
Ez membuka mata lalu mendongak melihat wajah jesa yang sembab seperti wajahnya "gua janji bakal tanggung jawab"
Mereka diam beberapa saat lalu suara hendphone memecahkan keheningan di kamar tersebut.
Ddrrttt...
Ez bangkit lalu melihat siapa yang menelfon ternyata zhevi,ez langsung mematikan panggilsn tersebut.
ia memblokir dan menghapus kontak zhevi.ia tak mau lagi berhubungan apapun dengan zhevi apalagi akrab seperti biasanya.
Ez bangkit lalu memakai celana boxer di atas lutut dan bertelanjang dada.ia melihat ke arah jesa,ia tahu pasti bawahan jesa sangat sakit maka dari itu ia beriniatif menggendong jesa ke arah kamar mandi.
Ia mendekat lalu membungkus tubuh polos jesa dengan selimut lalu membawanya ke kamar mandi.jesa tidak protes sedikitpun karena ia sangat lelah.bicarapun ia tak mampu.
"Bisa mandi sendiri?" tanya ez saat sudah di kamar mandi.
Jesa mengangguk membuat ez keluar dari kamar mandi dan jesa segera menutup pintu kamar mandi.
"Kalau butuh apa apa panggil"ucap ez dari balik pintu.
Ez menunggu jesa di depan kamar mandi.sekitar 20 menit jesa membuka pintu berdiri menggunakan handuk selutut dan menatap ez.
Ez yang paham langsung menggendong jesa ala bridal style ke arah kasur yang sudah di bersihkan ez.
Kamar sudah ez bersihkan tidak ada lagi sprei yang berantakan,baju yang bercecer di lantai,dan bantal yang berserakan semua sudah tersusun rapi.
Ez mengambil pakaian yang berada di kasur,saat melewati jesa yang sedang ez mencium kening jesa sekilas seperti biasa jesa tidak merespon,lalu ez beralih berjalan ke arah kamar mandi.
15 menit ez keluar dengan keadaan yang lebih fresh."jes gua pulang dulu besok gua kesini lagi"
Jesa diam ia melirik ke arah ez yang sedang mengotak-atik hendphone jesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESANDRA
Teen Fictionbukan perjodohan dan geng motor. Menceritakan tentang seorang gadis yang di lecehkan oleh orang yang baru ia kenal.