08 A girl?

207 16 92
                                    

Which human can live with two wishes, die or live?

- Raya -
____________

Wajahnya terlihat tidak suka. Ia mengamati pakaian yang tidak cocok di badannya. Memutar badan puluhan kali untuk melihat bagian mana yang tidak sesuai.

"Kayaknya emang harus pakai celana," gumamnya.

Ia sudah meminjam celana SMP Bagas, tapi ia sedikit ragu untuk memakainya. Raya menghela napas berat, seharusnya ia lakukan dari dulu bukan saat menginjak kelas 3. Ia takut orang-orang akan menganggapnya aneh.

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Raya segera mengganti rok pendeknya dengan celana pendek milik Bagas. Terlihat pas di badannya. Tidak lupa masker dan hoodie andalannya ia kenakan.

Benar saja, orang-orang mengamatinya dengan tatapan aneh. Bahkan teman kelasnya pun terlihat bingung melihatnya.

"Raya?!" tanya Aura.

Raya mengangguk kikuk. Sepertinya memang terlihat aneh, tapi ia juga tidak nyaman memakai rok dengan tampilan badan seperti anak laki-laki. Bahkan, lebih maskulin dari anak laki-laki di dalam kelasnya.

"Aneh?" tanyanya balik.

Aura mengamati dengan seksama dari atas hingga ke bawah. Ia mengusap dagunya memikirkan kalimat yang pas untuk menggambarkan temannya itu.

"Aneh, tapi ... KEREN!" sontak Aura.

Beberapa dari mereka ikut mengangguk setuju. Raya tersenyum di balik maskernya. Berarti tidak sia-sia ia memakai celana itu.

Bukannya pulang, Raya dihadang oleh teman beda kelasnya. Mereka pikir Raya itu tidak lebih keren dari mereka apalagi hanya karena memakai celana. Mereka juga bahkan bisa lebih menonjol daripada Raya.

"Lo pikir lo keren gitu make celana SMP?" Salah satu dari mereka mendorong bahu Raya dengan keras, tapi perempuan itu sama sekali tidak bergerak.

"Apa sih?" Raya menyeka sisa jejak tangan teman di bajunya membuat mereka kesal padanya.

"Maksud lo apa anjink?!" umpat anak laki-laki itu berusaha menonjok Raya tapi tidak bisa karena sang empu lebih cepat menghindar.

"Kalian main keroyok? Kalau bisa enggak usah di sini takutnya kalian malu diliatin yang lain karena kalah." Raya menantang dengan senyum mengejek di balik masker.

Seorang dari mereka maju, badannya lebih pendek dari Raya.

"Muka kayak sampah sok juga nantangin!" cibirnya.

Raya sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapannya. Ia sudah menerima lebih dari cibiran itu di hidupnya.

"Kalo gue sampah lo apa? Tai? Tai kuda?" tanya Raya dengan polosnya.

Mereka yang mendengar menahan tawa, tapi langsung disembur oleh temannya. Salah satu dari mereka menarik Raya keluar dari sekolah sejauh mungkin.

"Sekarang lo enggak bisa ngelawan," ucapnya terkekeh.

Merasa bahwa mereka berempat akan menang karena hanya melawan satu orang perempuan.

I'm the Middle (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang