Everything be okay
- Raya -___________
____Tiga manusia itu tetap melakukan pekerjaan mereka meski pun sudah lelah. Yuna membuat sendiri kue ulang tahun untuk Nadin. Sementara Raya dan Alfian dengan cekatan mempersiapkan dekorasi rumah untuk merayakan hari jadi orang tua mereka.
"Kue yang gedean itu udah lo pesan, Ray?" tanya Yuna.
Sepertinya mereka akan mempersiapkan 2 kue yang spesial untuk Nadin.
"Udah, sejam lagi nyampe!"
Alfian mengambil air minum di dalam lemari es, menuangkan sedikit untuknya dan sedikit untuk Raya. Mereka benar-benar bekerja keras hari ini.
Nadin dipastikan akan pulang sedikit malam karena ia sudah mengatakan itu pada Yuna sebelumnya. Ia juga sudah berencana akan membeli makanan dan makan bersama ketiga anaknya.
"Lo belum selesai?" tanya Alfian pada Yuna.
Meskipun AC rumah menyebar hingga ke dapur, tapi keringat perempuan itu sangat nampak seperti ia baru saja mengikuti lomba lari marathon.
"Emang lo liat gue ngapain sekarang?" Pertanyaan di balas pertanyaan. Begitulah reaksi Yuna ketika ia lelah.
"Nih, minum! Lo rese kalo lagi nahan e'ek!" ucap Alfian memberikan segelas minuman pada Yuna.
Laki-laki itu malah mendapat tatapan aneh dari kakaknya. Dia tidak salah berbicara, hanya Yuna yang salah mengartikan.
"Cantik juga kuenya," celetuk Raya datang di saat yang tepat sebelum tangan Yuna bersiap memberikan bogeman pada Alfian.
"Iya, dong." Yuna bangga dengan hasil karyanya sendiri.
Cream dengan warna biru langit juga lilac terlihat sangat indah dan warna putih sebagai base -nya.
Segera ia menyimpan kue itu dalam lemari es ketika telah selesai. Membersihkan dapur yang dipenuhi tepung dibantu oleh Raya dan Alfian.
Di samping itu, Yuna belum memiliki rencana untuk membuat dua makhluk itu keluar dari rumah, Rian dan Rialdo. Dia tidak ingin acara spesial untuk orang tuanya diganggu oleh setan-setan itu. Setidaknya pernah sekali Rian menumpahkan minuman pada salah satu temannya dan itu membuatnya naik darah.
"Ngelamun?" tanya Raya.
Tangannya dengan cepat membersihkan peralatan dapur. Ya, ini sudah pekerjaannya setiap hari. Ia bahkan bisa mencuci ulang perabotan itu jika tertinggal setitik noda di sana.
Yuna melirik Rian yang masih santai dengan acara televisi yang ia tonton, lalu mendekat kepada Raya.
"Gimana buat mereka pergi dari rumah beberapa jam?" bisik Yuna.
Cukup paham Raya dengan hal itu, tetapi ia juga tidak tahu rencana apa yang akan mereka lakukan untuk menghilangkan dua makhluk halus itu.
"Enggak tau, gue juga bingung," jawab Raya sembari membereskan dan menyimpan perabotan di tempat asalnya.
Dapur sudah kembali bersih seperti sebelumnya. Dua jam lagi Nadin akan kembali. Ia tidak punya rencana lain, selain membiarkan Rian dan Rialdo tetap di rumah dan ikut merayakan ulang tahun Nadin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Middle (TERBIT)
Fiksi Remaja⚠️TRIGGER WARNING⚠️ Menjadi seorang anak "tengah" membuat Raya harus selalu menurut pada kakak perempuannya atau mengalah pada adiknya. Pikiran Ibunya selalu menganggap bahwa dia merupakan anak laki-laki yang sejatinya adalah anak perempuan. Di bali...