09.15 am
Waktu New Zealand setempat
Jennie pov
Hari kedua untuk ku dan baby mungil di dalam perutku ini. Suasananya benar-benar membuatku ingin berjalan-jalan. Ntah kenapa baru ini aku merasa damai dalam hidupku walau sebenarnya ada yang kurang.
Lalisa. Suamiku tidak ada di sampingku. Biasanya... dia selalu ada saat mataku mulai terbuka. Pagi hariku selalu di penuhi kehangatannya.
Tapi sekarang. Semua sudah berbeda. Aku harus membiasakan diri mulai sekarang. Ini demi kita. Demi keluarga kita. Jadi setidaknya harus ada yang di korbankan.
"Hah. Mari kita beri makan baby mungil ini. Jika tidak makan, bisa-bisa kamu sakit lagi." Gumamku mengusap perutku yang timbul.
Aku berjalan ke dapur dan mengeluarkan bahan makanan. Aku mencuci sayur-sayuran yang ada. Aku memotong dan mulai memasak bahan yang di belikan pak Smith untukku.
Setelah masak aku menikmati makanan yang telah ku buat. Dan seketika ingatanku tentang Lisa kembali berputar.
Dia sangat suka masakanku. Dia selalu saja meminta ku untuk menyuapinya. Lalu Lisa bermanja denganku.
Apa dia sudah menyadari bahwa aku tidak ada di sana. Bagaimana dia sekarang?
Ntah kenapa selera makanku tiba-tiba hilang. Aku segera mencari ponselku. Setelah kudapatkan aku mencari kontak mertua ku.
Tidak tidak. Aku sudah berjanji untuk tidak menelepon siapapun dan akan menjalankan kehidupan ku di sini.
Aku meletakan ponsel ku kembali di atas meja dan duduk di sofa lalu menyalakan TV.
"Kenapa perasaanku tidak enak?"
"Sebaiknya aku menelepon mommy untuk menanyakan keadaan Lisa."
Aku benar-benar penasaran sekarang. Aku terus-terusan di buat kepikiran oleh suamiku.
Tuuttt
"Ha-hallo..." aku mengerutkan dahi ku mendengar suara mommy yang sepertinya gemetaran.
"Hallo mommy. Ada apa? Kenapa suara mommy begitu?" tanya ku yang semakin khawatir.
"Andwae.. mommy hanya sedang menonton drama sayang. Bagaimana dengan kamu? Apa..." mommy menjeda omongannya.
"Apa kamu nyaman tinggal di sana?"
"Mmm.. ne.. tapi Jennie cukup kesepian mommy. Lisa tidak di sini." Adu ku padanya.
"Mmm... apa kamu sudah sarapan nak?" suara mommy benar-benar membuat ku khawatir. Dia seperti ingin menagis tapi seperti di tahan oleh keadaan.
"Sudah mommy. Lalu.. bagaimana keadaan Lisa?" dia terdiam. Cukup lama sampai aku harus memanggilnya lagi.