Beberapa tahun sudah berlalu. 7 tahun tepatnya.
Terlihat Lisa sedang sangat fokus mengerjakan tugasnya sebagai CEO perusahaan Manoban. Selama bertahun-tahun dia terus menerus di rehabilitas. Dan akhirnya sembuh walau tidak total.
Tok tok
"Masuk." Perintah Lisa.
"Permisi madam. Para pemegang saham yang ingin menjalankan kontrak dengan madam sudah menunggu di ruang rapat." Lisa tidak menoleh sama sekali dan hanya fokus menandatangani surat-surat penting di atas mejanya.
"Aku akan turun beberapa menit lagi. Suruh mereka menungguku. Kalau tidak mau batalkan saja."
"Baik madam."
Lisa benar-benar berubah sangat drastis. Dia tidak lagi menjadi orang yang hangat. Bahkan sebaliknya. Lisa orang yang sangat dingin, ketus dan kasar. Tidak ada lagi sisi lembut dalam dirinya sejak Jennie meninggalkannya.
Dia benar-benar memasang tembok baja di sekelilingnya. Banyak wanita pengusaha, artis, model terkenal, bahkan idol sekalipun ingin menjadi kekasihnya. Tapi tidak satupun yang bisa masuk ke dunianya.
Lisa menolehkan pandangannya ke bingkai poto yang ada Jennie di sana. Poto di mana saat Jennie dalam keadaan hamil.
Lisa tersenyum saat melihat poto itu. Dia mengambilnya dan mencium poto itu.
"I miss u so much Nini. Aku berjanji. Saat aku tau di mana kamu berada. Lili mu ini akan langsung menjemputmu. Pasti sayang." Senyumnya luntur saat ingin bersiap-siap.
Dirinya terlihat lebih berwibawa dan arogan. Tidak ada yang tau sisi kelemahannya hanya ada satu. Yaitu istrinya.
---
"Oke ganti pose."
Cekrek
"Bagus. Sekarang kita istirahat." Terlihat Jennie sangat lelah dengan aktivitasnya hari ini.
Dia benar-benar menjadi seorang model terkenal di negaranya. Dia merentangkan tubuhnya di atas sofa empuk karena dia merasa pinggulnya hampir keram.
"Mommy~ where are you mommy ku yang delek." Jennie seketika cekikan mendengar suara putri kecilnya itu.
"Kekeke.. mommy di sini sayang. Di ruang ganti." Putrinya berlari kecil dengan langkahnya yang pendek.