Pagi tiba. Lisa terbangun dengan tempat tidur berantakan. Tidak ada Jennie di sebelahnya seperti biasa.
Jennie sudah bangun terlebih dahulu dan berkumpul dengan anggota keluarganya dan keluarga calon besan.
Lisa bangun dan merenggangkan tubuhnya. Dia melihat jam di ponselnya. Lisa membelalakan matanya ketika menyadari kalau dia sudah terlambat. Dia dengan segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Dia mandi dengan cepat.
---
Lisa turun setelah dari bersiapnya. Dia menghampiri keluarganya memberi kecupan kepada seluruh anggota termasuk Jennie yang sedang makan dengan serius.
Wajah nya tampak datar saat menerima ciuman dari Lisa. Tidak seperti biasanya. Dia sedang di dalam mood yang tidak bagus.
"Pagi baby." Sapa Lisa.
"Pagi." Singkat, padat dan jelas. Tidak ada embel-embel panggilan sayang ataupun sapaan manja seperti biasanya.
Jennie kenapa?
---
"Silahkan keluar tuan putri." Senyum Lisa dengan lebar membukakan pintu mobil untuk Jennie yang masih memasang wajah datar.
"Makasih." Jawab Jennie sesingkat-singkatnya.
"Jennie tunggu." Jennie menghentikan langkahnya tanpa membalik tubuhnya. Lisa mendekat dan berdiri di depannya.
"Apa?" Lisa menatap dalam mata Jennie yang hanya menatapnya dingin.
"Kamu kenapa? Aku ada salah?" Jennie hanya diam dan membasahi bibirnya.
"Enggak ada. Aku hanya buru-buru." Jennie mendorong tubuh Lisa agar tidak menghalangi jalannya.
"Jennie!" Lisa menahan pergelangan tangan Jennie. Wanita itu menghempaskan tangan Lisa.
"Aku salah apa sih? Ck.." gumam Lisa yang melihat kepergian Jennie.
Puk
"OI.." kaget Lisa yang di tepuk pundaknya oleh Seulgi.
"Kamchagiya.. yaakk! Jangan mengkagetkan aku. Aku sedang tidak mood untuk bercanda."
"Maaf. Kenapa lu gak mood. Ada masalah sama bini lu?" Lisa mengangguk dengan wajah lesu.
"Ya udah. Kita main basket aja yuk. Udah lama lu gak main sejak sama Jennie. Fans lu nyariin." Lisa mengangguk dan ikut pergi bersama Seulgi.
---
"Hei... Kenapa Jen? Kok kaya gak mood gitu?" tanya Irene ketika Jennie baru saja mendaratkan pantatnya ke kursi.
Jennie hanya diam dan tak menjawab. Tiba saja mual mendatanginya kembali seperti yang lalu.
"mmpphh.." tahan Jennie yang langsung pergi ke WC sekolah. Irene dan Roje yang di tinggal begitu saja merasa ada yang aneh dengan Jennie.
"Hoeekkk!! Aahh... perut ku keram lagi." Gerutu Jennie sambil mengusap perutnya.