Lisa pov
Pernikahanku dan Jennie telah usai di selenggarakan. Jennie telah beristirahat setelah mengucapkan janji pernikahan denganku.
Aku masih menemani para tamu yang datang dan menyapa mereka. Hah.. aku seperti menikah dengan diriku sendiri. Tapi tak apa. Itu lebih baik dari pada Jennie harus kelelahan menemaniku.
Lagian aku di temani Seulgi dan Jisoo eonni. Irene dan Chaeng lagi temani Jennie di kamarnya.
Lalu, pesta pernikahan ku tidak di adakan secara terbuka untuk umum. Bisa di bilang ini adalah acara tertutup. Rencana jika aku dan Jennie menikah saat usai sekolah. Daddy dan mommy ingin memanggil reporter.
Tapi karena pernikahan kami di percepat, kami memutuskan untuk tidak mengumbar. Apa lagi Jennie yang sedang hamil muda tidak boleh terlalu banyak pikiran untuk saat ini.
"Hufftt.." desah ku merasa lelah.
"Kenapa lu? Cireng mau?" tawar Jisoo kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Ani. Setelah ku pikir pikir. Umur ku baru mau jalan 17 tahun.. tapi aku sudah menikah dan punya anak. Gak akan nyangka aja aku begitu cepat ngelepasin masa muda untuk membangun keluarga."
"Jadi lu nyesal udah melakukan hal ini? Lu ngerasa yang paling menderita gitu?" ujar Seulgi yang melirik sinis kearahku.
"Bu-bukan gitu. Gw cuma gak nyangka aja. Itu aja. Untuk nyesal ya gak mungkin lah." Jawabku menjelaskan kepada Seulgi yang sepertinya beberapa hari ini mudah sekali tersulut emosi jika aku salah berbicara.
Ntahlah. Menyesal yah? Tidak ada waktu untuk ku menyesali apa yang telah ku perbuat. Toh apa yang udah kita tanam, itu yang kita tuai, kan? Jalani aja sampai di mana berakhirnya.
End pov
*
"Lisaaaa~" panggil Jennie dengan suara manjanya. Lisa menoleh dan menghampiri Jennie. Awalnya Lisa sedang fokus dengan pelajarannya. Ntahlah. Sejak dia bersama Jennie, matanya tidak pernah berhenti untuk membaca seluruh pelajarannya.
Kalau di tanya apakah ada alasan lain. Tentu saja. Dia sedang tidak ingin menyentuh Jennie karena dokter sudah memperingatinya.
Jadi dia melampiaskannya untuk mempelajari semua pelajaran dari sekolahnya. Dia juga tidak membuka ponsel karena akan mengganggu ke fokusannya. Apa lagi para temannya, termasuk Seulgi sering mengirimnya situs berbau-bau 1821.
"Iya sayang." Jawab Lisa dengan lembut. Tapi dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Penampilannya kini hanya berpakaian hoodie dan celana training. Di tambah kaca mata yang bertengger di hidungnya karena min nya sudah menjadi 0.25.
"Sini... hiks... bobo sama Nini. Lili gak mau bobo sama Nini lagi yah? Lili udah gak sayang Nini yah?" tanya Jennie bertubi-tubi dengan wajah sembab dan air mata yang mengalir dari matanya.