Terlihat Jennie sedang menikmati hembusan angin laut di atas kapal pesiar milik keluarga Kim. Tidak hanya ada dirinya di sana. Ada Lisa suaminya yang sedang memandanginya.
Kenapa tatapan kamu begitu kosong Jennie. Ada apa? Katakan padaku.
Lisa mendekati dirinya dan memeluk Jennie dari belakang. Lisa memeluk erat tubuh Jennie dengan tangan mengusap perut istrinya.
"Ada apa?" mata Jennie berkaca mendengar suara Lisa yang parau. Jennie hanya diam dan menikmati hangat dari tubuh suaminya.
"Hei..." Lisa membalikan tubuh Jennie menghadap dirinya. Lisa menatap mata istrinya yang memiliki banyak arti tersembunyi di sana.
"Ada apa dengan mata ini? Kenapa sepertinya banyak kesakitan. Katakan padaku sayang. Apa aku menyakiti kamu lagi?" Lisa terlihat khawatir. Dia takut jika dirinya menyakiti Jennie. Karena dirinya sekarang merasa di terror dengan perkataan Jennie yang terus menghantuinya.
"Tidak. Aku tidak apa-apa Lisa. Aku... aku hanya bahagia bisa menikmati waktu kita di sini." Jennie memeluk Lisa dengan rasa sakit. Sakit sekali hatinya jika mengingat dia akan menghitung mundur kepergiannya untuk meninggalkan seseorang yang paling ia cintai di dalam hatinya.
"Benarkah kamu bahagia sayang?" tanya Lisa yang mengeratkan pelukannya. Jennie mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di leher Lisa.
"Aku juga bahagia." Ujar Lisa mengecup kepala Jennie.
Maaf... Kita akan menghabiskan 5 hari ini bersama Lisa. Setelahnya aku akan meninggalkanmu. Hanya sementara. Kamu yang membuat aku pergi. Dan kamu juga yang bisa buat aku kembali.
"Oh yah... emm.. temen - temen katanya udah nunggu kita di pulau." Jennie melepaskan pelukannya dan mengerutkan dahinya bertanya-tanya.
"Teman-teman? Kenapa mereka di sana?" tanya Jennie.
"Mmm.. katanya mereka mau ikut berlibur. Mereka juga ingin membantu persiapan kita di sana. Kan kalau ramai-" Jennie menghentikan omongan Lisa dengan menyetop menggunakan tangannya.
"Lisa. Ini bulan madu kita. Seharusnya hanya kita yang di sana. Semua sudah di siapkan maid yang di pekerjakan daddy di sana. Kenapa kamu gak mengerti Lisa." Jennie kesal dengan meninggikan nadanya.
"Enggak sayang. Mereka-"
"Kamu memang gak pernah bisa mengerti!!!" Jennie berjalan meninggalkan Lisa yang mematung. Ketika sadar, Lisa langsung mengikuti langkah Jennie yang sudah menangis.
"Sayang... maafkan aku..." Lisa mencoba menahan Jennie. Tapi dia menepis tangan suaminya.
"Jennie.. aku mohon. Dengarkan aku dulu." Jantung Lisa berdegup dengan kencang. Belum apa-apa dia melakukan kesalahan untuk kesekian kalinya.
Bam!!!
Jennie menutup pintu kamar dengan keras. Lisa terkejut dan mengetuk pintu kamar Jennie. Dia memohon untuk di bukakan.