25. BAYANG-BAYANG.

88 20 11
                                    

Terimakasih sudah mau menunggu dan membaca cerita ini.

Aku bersyukur masih bisa melanjutkan cerita ini dan memiliki kalian, readers.

Aku harap hari-hari yang kalian lalui berjalan baik.

Selamat membaca.


LO'AK Point of View

Aku menabrak Kiri yang sedang memeluk Tuk agar tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Tonowari pada Loomie, mereka menghalangi jalanku..

Aku berlari secepat mungkin..

Membalikkan tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu..

Tubuhnya menangis berteriak..

Aku merasakan itu..

Aku memeluk tubuhnya,

Aku tidak mau kehilangan dirinya..

Tidak.

Aku tidak mau.

Aku melepas pelukan ini dan membuat tubuhnya bersandar di atas pahaku. Sorot matanya bukan lagi sorot mata seseorang yang memiliki kehidupan. Darah yang masih mengalir dari sudut-sudut bibirnya membuat ini menjadi begitu jelas itu bukan pukulan yang bisa diterima olehnya.

"Aku di sini Loomie, aku di sini, sadarlah, harusnya aku membawamu lari dari neraka ini." Aku membuka cepat exopack miliknya dan menyeka darah-darah yang terus mengalir dari sudut-sudut bibirnya. "Aku mohon, aku mohon.." Air mataku turun, rasa sakitnya aku rasakan. Dadaku sakit melihatnya. Amarah menguasaiku tapi aku lebih takut ...

Takut kehilangannya.

                                                                                                          ***

Author Point of View

Tonowari yang masih terbakar dengan api amarahnya melangkah menuju Lo'ak yang membantu Loomie.

Neytiri berlari melindungi anak keduanya, ia mencabut dan mengangkat pisau yang selalu tergantung di badannya. Ia mendesis lalu menunjukkan sorot mata marahnya, gigi-gigi taringnya terlihat sempurna menandakan ia tidak akan memberikan kesempatan untuk Tonowari mendekat. Kuda-kudanya sangat siap, jika harus bertarung dengan Tonowari.

Neteyam yang melihat Tonowari melangkah mendekati ibu dan adiknya segera berlari, ia sujud tepat di kaki Tonowari meminta pengampunan.

"Kalau gadis itu mati, aku akan mati juga di sini, di hadapan kalian. Aku akan menebus semua rasa malu kalian."

Neteyam mengambil pisau yang berada tepat di pinggangnya dan mengarahkan bagian pisaunya yang lancip tepat di tengah dadanya, ia tidak main-main akan perkataannya barusan.

Reya ikut bersujud di belakang ayahnya, "Ayah tolong hentikan, aku mohon." Air matanya jatuh tidak terhitung saat ini, berkat keinginannya menikahi Neteyam. Pertumpahan darah ini terjadi.

Jake Sully menghubungkan saluran Throat Microphone miliknya kepada Norm dan Max. "Loomie sekarat, bergegas!" Nadanya seperti seseorang yang tau ini akan berakhir buruk, ia menyusul istrinya.

"Kita bisa membicarakan semua ini dengan kepala dingin." Ia mengangkat kedua tangannya tanda untuk meminta mengakhiri semua ini, ia tidak tahan lagi melihat keluarganya yang satu persatu turun melindungi satu sama lain.

BLOOMIE (NAVI X SKYPEOPLE) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang