29. PERMAINAN PERTAMA.

68 20 10
                                    

"Aku tidak bercanda saat memutuskanmu dapat hidup kembali, Loomie."

"Jika kamu mau bermain, Aku akan ikut bergabung. Tapi dengan caraKu."

***

Loomie berasa dewa :'

HALO HALO!!!!!!

SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU!
JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, DAN KOMENTAR YA SAYANG

❤❤❤❤❤❤❤❤❤


Loomie menatap lurus pintu masuk ke ruangannya, Kiri yang berada di sebelahnya menyadari ketakutan Loomie, ia langsung mengelus tangan Loomie yang gemetar. "Kamu tidak usah takut ya." Ia bangkit dari kursinya dan berlari keluar ruangan itu.

Tuk yang melihat kepergiaan kakaknya berpindah duduk di sebelah Loomie, ia berusaha menenangkan Loomie yang fokus memandang pintu masuk itu.

Max juga hanya mendekatkan diri kepada Loomie, ia tidak mau memarahi Lo'ak maupun Neteyam.

***

Kiri membuka pintu ruangan Laboratorium itu dan mendapati saudara laki-lakinya sedang berselisih paham. "Ayah sudah bilang untuk tidak mengunjungi Loomie dulu, kenapa kalian ada di sini?" Nada Kiri naik karena kesal.

"Aku butuh penjelasan." Lo'ak membalas dengan nada menjengkelkan.

"Semua juga butuh penjelasan! Kamu hanya memperburuk keadaan!" Nada Kiri semakin naik, ia ingin sekali menghajar saudara laki-lakinya yang satu ini. Alasan lain yang membuatnya sangat marah adalah Loomie gemetar ketakutan di dalam sekarang.

"Lebih baik kita pulang." Neteyam menarik lengan Lo'ak.

Lo'ak menghempas kasar tangan Neteyam, "Pulang saja sendiri! Aku akan menunggu di sini."

"Kamu sudah gila Lo'ak!" Kiri membanting pintu Laboratorium, ia melihat Norm yang wajahnya belur. "Bagaimana mengunci pintu ini?" Tanyanya spontan tidak memedulikan belur milik Norm.

Norm mengunci kunci laboratorium itu, Kiri meninggalkannya setelah memastikan pintu itu terkunci.

"Sebaiknya kamu beristirahat." Max melihat Loomie yang tidak lepas pandangannya ke pintu masuk.

"Tapi kita belum makan." Tuk cemberut.

"Oh ya, kita makan dulu ya." Max tersenyum pahit, ia mengambil makanan Loomie, ia mau menyuapi Loomie.

Kiri yang memasuki ruangan dengan wajah kesalnya.

"Kenapa Kiri?" Tuk bertanya sambil memberikan makanan kepada kakaknya.

"Lo'ak sepertinya anak pungut, pola pikirnya sangat aneh."

Max terkekeh mendengar celotehan Kiri, "Ada-ada aja kamu. Ayo kita makan."

"Loomie, kamu mau aku suapi?" Kiri menawarkan dirinya untuk menyuapi Loomie.

Loomie akhirnya menoleh ke Kiri, ia tidak memberikan respon kata-kata, ia hanya memberikan makanannya kepada Kiri yang berarti memperbolehkan Kiri untuk menyuapinya.

Max mengangkat keningnya, ia tersenyum lebar. 'Terimakasih kiri.' Ia menggerakan bibirnya tanpa suara melihat ke arah Kiri. Tuk juga tersenyum senang saat melihat respon Loomie yang sudah mau makan.

Kiri menyuapi Loomie perlahan, "aaaa..."

Loomie membuka mulutnya dan mengunyah makanannya.

Max dan Tuk ikut tersenyum melihat interaksi itu. Bahkan Max menitihkan air matanya, ia sangat berterimakasih kepada Kiri. Norm yang mengintip dari cela-cela pintu ruangan itu juga ikut tersenyum walau terkadang lukanya mengenyut di tengah senyumannya.

BLOOMIE (NAVI X SKYPEOPLE) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang