Sinopsis:
Cerita ini akan menceritakan perjalanan ilmuwan muda yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian di planet Pandora.
Kehidupan barunya sebagai anak angkat dari ilmuwan senior sangat berkecukupan dan penuh kasih sayang.
...
Sebelum membaca, aku boleh minta vote-nya teman-teman?🤭🤭
Kalau tidak keberatan dan ini hal yang penting tidak penting, aku boleh minta follow kalian di akun ini? 🙆🏻🙆🏻 Terimakasih sebelumnya.🍩 🍪🍩 🍪
🧚🏻♀️ 🧚🏻SELAMAT MEMBACA!!🧚🏻♀️ 🧚🏻
"Lo'ak.." Panggilnya tetap fokus berjalan dan memperhatikkan langkahnya, Loomie sadar ia tidak bersama dengan Neteyam yang akan mengawasinya selalu dan bersiap mengulurkan tangannya tanpa Loomie pinta maka dari itu ia harus menjaga dirinya lebih ekstra.
"Kenapa?" Lo'ak menyamakan langkahnya di sebelah Loomie, sedari tadi ia berada di belakang Loomie bukan tanpa maksud, ia tidak mau kehilangan atau Loomie jatuh tanpa sepengetahuannya lagi.
"Mungkin aku.. akan jarang mengunjungi kalian." Ujarnya meminta tangan Lo'ak, ada akar pohon besar yang harus ia lewati. Ia membutuhkan bantuan untuk melangkahinya, bantuan itu berupa bantuan dari tangan Lo'ak.
Lo'ak segera memegang pergelangan tangan Loomie, ia mengangkatnya tinggi seperti gerakan dansa pria yang mengangkat tangan wanitanya agar bisa memutar dengan luwes bedanya ini di tengah hutan bukan di pesta dansa.
"Aku selama ini sudah membuat banyak klan Omaticaya mengalami kesulitan."
"Iya kamu sangat menyusahkan." Imbuh Lo'ak yang mendapat reaksi sedikit kecewa dari Loomie.
Loomie menatap sinis Lo'ak dan mendorong tubuhnya untuk menjauh setelah ia melewati akar besar itu. "Aku tidak membutuhkanmu lagi."
"Kamu lucu kalau lagi marah."
Loomie berhenti membuat Lo'ak yang berjalan di belakangnya hampir menabraknya. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Lo'ak sambil memberikan senyuman jahilnya. "Aku curiga denganmu!" Serunya, menyipitkan matanya persis di depan Lo'ak.
"Curiga soal?" Lo'ak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan mengalihkan pandangannya setelah matanya bertemu dengan mata Loomie.
"Rahasia.." Loomie melanjutkan jalannya lagi, ia sebenernya hanya ingin bergurau dengan Lo'ak pikirnya ini mungkin gurauan terakhir dengannya.
"Aku serius." Lo'ak berhenti dan diam di posisinya.
"Aku juga serius." Loomie tetap berjalan lurus ke depan, ia tidak menyadari jika Lo'ak berhenti jauh di belakangnya.
"Kamu pilih aku atau Neteyam?" Lo'ak dengan seribu keberanian miliknya, ia memberanikan diri untuk menanyakan hal yang sudah lama ia mau tanyakan kepada Loomie.
Loomie membalikkan badannya, ia sangat berjarak dengan Lo'ak. "Kenapa kamu diam saja di situ? Sudah mau gerhana." Loomie memperingatkan Lo'ak dan mendongak ke atasnya.
"Loomie..."
"Ya.." Ia masih mendongak dan menyipitkan matanya mencoba melihat apa yang bergelantungan di atasnya.
"Jangan bergerak." Lo'ak memperingatinya.
"Jangan menakutiku.." Loomie membeku, ia melihat hewan seperti monyet dengan 4 tangan. Hewan itu menatapnya seperti ingin meloncat ke atas kepalanya. "Lo'ak..." Panggilnya lagi kini dengan nada yang bergetar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.