016- FLYING HOPE

1.7K 220 11
                                    

Polisi dan tim forensik datang ke SMA Meteor setelah mendapatkan laporan bahwa ada mayat yang tergantung. Mayat itu adalah Floren, yang kemarin baru saja di bunuh oleh Jessen.

"Apa di temukan sidik jari pelaku?"

"Tidak ada. Tapi, kami menemukan jejak sepatu wanita."

"Maksud kamu kemungkinan pelakunya wanita?"

"Ya."

"Mari kita periksa lebih lanjut di rumah sakit."

"Baik."

Mayat Floren di masukkan ke dalam kantung khusus mayat. Setelah itu di pindahkan ke dalam mobil Inafis dan di bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh tim forensik.

Jessen yang menyamar di tengah kerumunan itu hanya bisa tersenyum sinis.

"Bodoh."

Jessen meninggalkan tempat. Ia akan datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Marsha.

>>>

Di rumah sakit. Marsha hanya sendirian di ruangan sembari terbaring lemah di atas bangsal. Zee tidak ada di sana bukan berarti tidak menepati janjinya, ia hanya pergi bersekolah.

Pintu terbuka dan muncullah Jessen dengan pakaian serba hitamnya.

Jessen mengerutkan keningnya bingung. Bukankah semalam ia sudah menyuntikkan obat ke dalam cairan infus Marsha?

"Kenapa lo belum mati?"

Jessen memakai sarung tangan lateks dan mencekik leher Marsha.

"Hei! Siapa kamu?!"

Jessen melepaskan cekikannya. Chika yang hari ini tidak bersekolah di buat kaget melihat seseorang yang mencekik Marsha.

Jessen berdecak kesal. Mau tak mau rencananya harus gagal lagi.

Chika melempar sepatunya. Sayangnya, lemparan sepatunya tidak mengenai orang itu.

Jessen mendorong Chika sampai terjatuh. Ia cepat-cepat kabur sebelum tertangkap oleh keamanan rumah sakit.

"Sialan!"

Chika meringis pelan. Ia berdiri dan menghampiri Marsha.

"Sha, lo gapapa kan?"

Chika berlari ke depan memanggil dokter. Ia merasakan ngilu di ginjalnya.

"Dokter, suster, tolong teman saya! Tadi ada orang nggak di kenal mau cekik teman saya," ucap Chika.

Dokter berjaga mengangguk dan langsung pergi ke ruangan Marsha, mengecek keadaannya.

Chika yang berada di luar ruangan duduk sejenak di kursi sambil menahan sakit di ginjalnya.

"Argh, sakit banget..."

Setelah di periksa, kondisi Marsha baik-baik saja. Dokter bernapas lega.

"Di mana wali pasien?" tanya dokter pada perawat.

"Ada di depan dok," jawab perawat.

Dokter mengangguk dan menghampiri Chika yang sedang duduk kesakitan.

"Mbak, kenapa?" tanya dokter.

Chika menggeleng pelan dan berusaha untuk baik-baik saja.

"Nggak apa-apa kok dok cuma sakit perut biasa aja," jawab Chika berbohong.

Dokter itu hanya mengangguk pelan.

"Kondisi pasien baik-baik aja kok mbak. Soal keamanan nanti kami hubungi keamanan untuk berjaga di depan ya," ucap dokter.

FLYING HOPE [ENDING] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang