Satu minggu berlalu...
UTS akhirnya telah berakhir. Zee yang sudah berjanji dengan Marsha akan menepati keinginan kekasihnya itu, mereka akan berangkat melihat golden hour dari atas bukit yang ada di pantai. Tak hanya mereka berdua, tetapi akan ada Chika, Tian, Ashel, dan Reza yang ikut juga.
Semuanya saat ini sedang berkumpul di rumah Chika. Berhubung mereka mendapatkan libur selama dua hari, mereka berenam akan menginap semalam membangun tenda di bukit pantai.
"Udah siap semuanya?" tanya Zee yang duduk di kursi kemudi.
"Udah!!" jawab Chika, Tian, Marsha, Ashel, dan Reza serentak.
Zee tersenyum dan menancap pedal gas mobilnya menuju lokasi.
"Kak Chika... Nggak lupa bawa obatnya, kan?" tanya Tian pelan.
"Nggak kok sayang," jawab Chika tersenyum.
Ashel dan Reza yang berada di kursi tengah, mereka berdua selalu saja meributkan hal yang sepele. Membuat Tian dan Chika yang di belakang terkekeh kecil melihatnya.
"Kita makan yang rasa keju aja, Reza!"
"Nggak cel, mending yang coklat lebih enak!"
"Keju!"
"Coklat!
"Pokoknya keju!"
"Pokoknya coklat!"
Marsha yang di depan sebelah kursi kemudi jadi ikut kesal mendengar perdebatan sepele dari kursi tengah.
"Kalian ributin masalah apa sih?!" tanya Marsha kesal.
"Wafer!" jawab Ashel.
"Liat nih sha, temen lo! Orang gue mau makan wafer coklat masa dia maksa gue makan wafer keju!" adu Reza.
"Terus?"
"Ya... Gue nggak mau lah!"
"Tapi kan, gue nyuruh makan satu rasa wafer biar nggak buang-buang makanan!"
"Kalau aku nggak mau jangan maksa ya, Ashel."
"Udah stop!" lerai Marsha dan mengambil dua varian wafer dari Ashel dan Reza.
"Kalau debat terus mending nggak usah makan wafer aja lo berdua!" ucap Marsha tegas dan menaruh wafernya di dashboard mobil.
Ashel dan Reza mengerucutkan bibirnya masing-masing.
"Mampus! Nyari masalah sih lo berdua sama Marsha," ucap Zee pelan.
"Kak Marsha galak juga ya," bisik Tian di telinga Chika.
"Marsha mukanya aja emang lucu tapi aslinya dia kayak kak ros," balas Chika.
"Tahta tertinggi di sini adalah kak Marsha."
"Betul."
Chika menggenggam tangan Tian dan menyandarkan kepalanya di bahu Tian.
"Ngantuk kak?" tanya Tian.
"Lumayan... Soalnya tadi malam nggak bisa tidur," jawab Chika.
"Nggak bisa tidur kenapa?"
"Nggak bisa tidur mikirin, Tian."
Tian terkekeh kecil, membalas genggam erat tangan Chika.
"Tidur aja kalau ngantuk, genggaman aku pasti bikin tidur kak Chika jadi nyenyak."
"Itu sih udah pasti."
"Nanti kalau udah sampai aku bangunin."
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLYING HOPE [ENDING] ✓
Teen FictionBaca aja dulu siapa tau tertarik. __________________ Maret, 2023.