Chika merasa kasihan dengan Marsha yang terus melamun. Baru saja berduka lalu masalah baru datang dalam waktu yang bersamaan.
Ini sudah hari ketiga. Tetapi, Marsha belum kembali mengikuti pembelajaran di sekolah. Entah antara hatinya yang masih berduka atau memang sengaja tidak ingin bertemu dengan Zee.
Chika menghampiri Marsha yang melamun di kasur. Ia memeluknya.
"Marsha..."
Marsha menghembuskan napasnya kasar.
"Hm?"
"Mau kayak gini sampai kapan? Masalah lo sama Zee nggak akan selesai kalau nggak di bicarakan baik-baik."
"Gue cuma kecewa aja Chik."
"Kenapa?"
"Ternyata, waktu gue di pukul sama bokap dia lagi tidur bareng sama si Jessi. Pantesan aja dia nggak angkat telepon gue waktu itu,"
"Padahal dia udah janji sama gue. Kalau pacaran sama dia semuanya pasti bakal aman, tapi di saat gue butuh dia nyatanya cuma omong kosong doang," ucap Marsha.
"Terus, lo mau kayak gini terus sama Zee?"
"Mau udahan aja..."
Marsha menundukkan kepalanya dan menitikkan air matanya.
"Eh, serius?" kaget Chika.
"Nggak ada lagi yang bisa gue percaya."
"Saran gue mending ngobrol dulu aja deh secara kepala dingin. Siapa tau emang ada kesalahpahaman aja."
"Males banget, buktinya aja udah jelas banget kok."
"Tapi—"
"Yang jadi pertanyaan, kalau gue maafin kesalahan Zee kira-kira dia bakal mengulang kesalahan yang sama atau nggak? Gue curiga kalau dulu putusnya Ashel sama Zee karena masalah yang sama. Cuma Ashel nya aja nggak tau," ucap Marsha.
"Ya... Tapikan, ada baiknya juga lo harus ngomong secara baik-baik dulu selesaikan masalahnya dulu kalau emang mau putus sama Zee. Seenggaknya, setelah lo putus udah nggak ada sangkut pautnya lagi. Biar nggak ada rasa dendam atau benci dari salah satu kalian berdua juga," ujar Chika.
"Masalahnya gue masih kesel banget kalau ngomongnya sekarang."
"Yaudah... Kalau lo udah siap dan beneran mau putus sama Zee, pokoknya harus putus baik-baik!" ucap Chika tegas.
"Iya, Chika."
"Sekarang lo harus makan. Udah berapa hari lo nggak makan?"
"2 hari."
"Tuh kan, ayo makan! Gue barusan masak sayur."
Marsha mengangguk dan membasuh wajahnya yang sembab. Setelah itu Marsha dan Chika makan bersama.
>>>
Zee memberhentikan mobilnya di halaman rumah Jessi. Ia turun dengan emosi yang bersiap akan meledak. Zee berdiri di depan pintu rumah Jessi dan menggedor-gedor pintunya sangat keras.
Jessen yang baru saja merubah penampilannya menjadi Jessi tersenyum puas dengan kedatangan Zee.
Jessen akhirnya turun dari kamarnya dan berjalan ke depan membuka pintu yang terus di gedor oleh Zee.
"JESSI!"
Setelah pintu di buka. Zee langsung mendorong Jessi dan menutup pintunya keras.
"MAU LO APA SEBENERNYA!!"
Jessi tertawa.
"Gue kan udah pernah bilang sama lo kemarin, kalau gue cuma mau lo!"
"Nggak bisa!"
![](https://img.wattpad.com/cover/332096276-288-k106287.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLYING HOPE [ENDING] ✓
Roman pour AdolescentsBaca aja dulu siapa tau tertarik. __________________ Maret, 2023.