FLYING HOPE [ENDING] ✓

023- FLYING HOPE

⚠️⚠️⚠️

>>>

"Hai Jessen!" sapa Marsha dengan senyuman ramahnya.

Jessen membelalakkan matanya kaget.

"Marsha?!"

"Sekarang udah terjawab semua belum pertanyaan lo?"

Jessen mengepalkan tangannya menatap Marsha kesal.

"Jadi elo dalangnya?!"

Dengan santainya Marsha mengangguk.

"Suprise!!"

Jessen menggertakkan giginya. Lalu, kakinya maju selangkah dan mencekik leher Marsha.

"Bangsat!"

"Lo brengsek Jessen!!"

"Lo nggak akan pernah bisa lawan gue!"

Marsha mengeluarkan pisau dari saku jubahnya. Pisau itu Marsha tancap ke paha Jessen sampai akhirnya Jessen melepaskan cekikannya.

"ARGHHH!!"

Jessen berteriak mengerang kesakitan. Sedangkan Marsha hanya menyengir lebar di depan Jessen.

"Gue nggak akan pernah takut sama lo, Jessen..."

Jessen melepas pisaunya lalu ia lempar balik pada Marsha. Untungnya Marsha dapat menghindar dan pisau itu tidak mengenai perutnya.

"Sekeras apapun usaha lo buat hancurin hidup gue itu semua bakal jadi sia-sia."

Marsha menginjak paha Jessen yang mengeluarkan banyak darah. Kakinya menginjak lebih dalam sampai Jessen berteriak keras.

"Itu akibatnya kalau lo berani main-main sama gue, Jessen..."

Marsha melepaskan injakan nya lalu duduk kembali di kursi melihat Jessen yang tengah kesakitan di kakinya.

"Ini peringatan terakhir kalinya dari gue buat lo."

"Anjing lo! Dasar cewek gila!!"

"GUE BAKAL HANCURIN HIDUP LO MARSHA!!"

Marsha tidak menggubrisnya. Ia keluar dari ruang rahasia Jessen dan pulang ke rumah Chika.

☆☆☆☆

Gracia melihat jam di dinding. Sudah waktunya toko di tutup karena waktu sudah larut malam. Sebelum menutup tokonya, Gracia menelepon di mana keberadaan Tian yang belum pulang.

"Halo..."

"Iya, mah. Ada apa?"

"Kamu lagi di mana? Kok jan segini belum pulang?"

"Ini lagi di perjalanan pulang."

"Oh, gitu..."

"Toko udah tutup mah?"

"Baru aja mau mamah tutup."

"Oke... Kalau toko udah tutup mamah langsung istirahat aja ya."

"Kamu hati-hati pulangnya."

"Siap!"

Gracia memutuskan teleponnya. Ia pun berbalik dan membelalakkan matanya kaget.

"K-kalian siapa?!"

Dua orang preman berbadan besar itu menghancurkan segala isi toko kue Gracia.