"Sesakit apapun lukamu obati lah sampai lekas sembuh. Karena tidak ada gunanya jika membiarkan luka itu semakin lebar, akibatnya kamu hanya menyakiti diri sendiri."
••••••••
Zee dan Marsha berdiri di pinggiran pembatas jembatan sambil melihat aliran sungai yang berjalan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan sampai termenung dengan waktu yang cukup lama.
Zee menggenggam tangan Marsha yang bergetar dan mengusapnya lembut.
"Kalau ada masalah cerita aja. Ada gue di sini yang akan dengerin cerita lo," ucap Zee.
Sepulang sekolah tadi, Zee tidak sengaja melihat Marsha yang hendak melompat ke bawah. Ia sangat shock melihat kejadian tersebut yang benar-benar nyata ada di depan matanya.
Flashback on...
Zee membanting sepedanya dan berlari menghampiri Marsha yang hendak melompat ke sungai.
"MARSHA!!" Zee berteriak.
Marsha menoleh dan menyuruh Zee untuk tidak mendekatinya.
"Diam di situ atau aku lompat!" ancam Marsha.
Zee pun langsung mengerem kakinya dan berdiri dengan jarak 2 meter dari Marsha.
"LO MAU NGAPAIN?!!"
"MAU LOMPAT!"
"NGGAK. JANGAN LOMPAT!"
Zee mulai cemas. Ia tidak tahu harus bagaimana cara menghentikan Marsha yang nekat ingin melakukan aksi bunuh diri.
Marsha menangis. Ia sangat muak dengan kehidupannya sendiri, ia lelah dengan segala masalah yang tidak henti-hentinya terus datang dan menimpa pada hidupnya.
"Please... Jangan lompat," lirih Zee.
"Zee... Aku capek mau pulang."
Zee menggelengkan kepalanya cepat, ia pun langsung berlari dan menarik tangan Marsha hingga jatuh bersamaan di trotoar jembatan. Zee mendekap Marsha sangat erat dengan tangannya yang lecet demi melindungi kepala Marsha agar tidak terbentur.
Dalam dekapan Zee. Marsha menangis sesenggukan. "Hiks... Kenapa kamu tolongin aku!" tangis Marsha.
"Karena gue belum siap kehilangan lo."
Marsha berusaha melepaskan diri dari dekapan Zee. Tetapi tenaga Zee sangat kuat.
"Lepasin!"
Tentu saja Zee tidak akan melepaskan Marsha. Ia masih terlalu takut jika nanti Marsha tiba-tiba melompat.
"Gue bakal lepasin lo tapi setelah emosi lo mereda."
Marsha akhirnya hanya bisa pasrah dan terus berada di dalam dekapan Zee.
"Aku capek... Di dunia ini nggak ada orang yang sayang sama aku."
Setelah emosi Marsha mulai mereda, Zee pelan-pelan melepaskan Marsha dari dekapannya. Ia menatap Marsha dengan jarak yang sangat dekat. Matanya merah dan sembab, selain itu ada luka lebam di pipinya serta luka robek di sudut bibir Marsha.
Zee mengusap sudut mata Marsha dengan ibu jarinya. Hatinya teriris melihat wajah Marsha yang berbeda dengan biasanya.
"Siapa pelakunya?" tanya Zee.
Melihat Marsha yang hanya diam, Zee menghela napasnya panjang.
Flashback off...
KAMU SEDANG MEMBACA
FLYING HOPE [ENDING] ✓
Genç KurguBaca aja dulu siapa tau tertarik. __________________ Maret, 2023.