"Will you marry me?"
Beberapa detik Marsha diam berdiri di tempatnya. Ia pun melangkahkan kakinya menuju Zee.
"Aku nggak dengar kamu ngomong apa. Bisa di ulangi lagi?"
"Will you marry me?!" ucap Zee sekali lagi.
Marsha menarik tengkuk leher Zee lalu mengecup bibirnya.
Sudah lama tak merasakan ini. Zee mencoba beradaptasi kembali, menarik pinggang Marsha dan membalas kecupannya cukup lama.
Sampai akhirnya Zee kehabisan napas, ia pun melepas kecupannya lebih dulu.
"Apa alasan kamu ngajak nikah sama aku?"
"Karena aku maunya cuma sama kamu."
"Itu aja?"
"Ada lagi."
"Apa?"
"Aku mau satu rumah sama kamu biar seumur hidup bisa lihat kamu terus, aku mau tidur satu kamar sama kamu biar nanti kalau aku mimpi buruk atau nggak bisa tidur tinggal peluk kamu, aku juga mau lihat wajah kamu setiap bangun tidur, biarpun aku terlahir dari keluarga yang nggak harmonis setidaknya biarkan aku membangun keluarga yang harmonis sama kamu."
Marsha tersenyum.
"Kalau aku minta kamu untuk sabar sedikit lagi, bisa?"
"Kamu belum siap ya?"
"Aku mau kamu tekunin dulu kuliah sampai selesai begitupun dengan kerjaan di perusahaan. Dan tanggung jawab kamu sebagai kepala keluarga di rumah. Mamah sama adik-adik masih butuh kamu," ucap Marsha.
"Emangnya kamu nggak butuh aku?" tanya Zee.
"Seumur hidup itu lama pastinya aku sama kamu saling butuh tapi nanti setelah kita nikah. Sekarang yang lebih membutuhkan kamu adalah mereka keluarga kamu," jawab Marsha.
Zee merogoh saku celananya mengeluarkan sekotak cincin yang sudah lama ia beli.
"Boleh pasang cincinnya?"
"Boleh."
Zee memasangkan cincin itu di jari manis kiri Marsha. Setelah cincin itu terpasang senyuman Zee sangat lebar.
"Tinggal satu langkah lagi," ucap Zee.
"Sekarang aku boleh masuk belum ke dalam rumah?"
Zee mengecup kening Marsha lalu mengizinkan Marsha masuk ke dalam rumah.
Marsha yang sudah di dalam rumah. Mengunci pintu rumah lalu bersandar di pintu menyentuh dadanya yang berdegup kencang.
"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Chika.
"Lagi seneng," jawab Marsha.
"Cielah... Apaan tuh?"
Marsha berlari menghampiri Chika dan memeluknya penuh kebahagiaan.
"Zeefano tadi ke cafe."
"Serius?"
"Iya."
"Terus, apa lagi?"
"Kita berdua makan bakmie."
"Bakmie mulu jadi juragan bakmie aja lo berdua."
Marsha terkekeh.
"Coba tebak abis makan bakmie ngapain lagi?"
Chika menggeleng tidak tau.
"Emang apaan sih?" tanya Chika penasaran.
"Gue abis di lamar sama Zee," jawab Marsha tersenyum memamerkan cincinnya di depan Chika.
Chika yang sedang menyeruput teh sontak tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLYING HOPE [ENDING] ✓
Ficção AdolescenteBaca aja dulu siapa tau tertarik. __________________ Maret, 2023.