017- FLYING HOPE

1.3K 190 18
                                    

"Harus! Gue harus bunuh dia sekarang!!"

Jessen menahan Zee.

"Lo belum ada bukti yang jelas kalau dia beneran pembunuhnya," kata Jessen.

Zee menepis tangan Jessen.

"Buktinya udah ada Marsha! Lo bisa liat nggak keadaan Marsha sekarang gimana, hah?!!"

"Kalau bukan dia pelakunya, emang lo mau masuk penjara cuma karena salah tangkap orang?!" balas Jessen.

Chika berdecak kesal. Ia pun melerai Zee dan Jessen yang berdebat, hal itu membuat Marsha yang baru saja siuman merasa tidak nyaman.

"Ck! Lo berdua bisa diam nggak? Ini bukan saatnya berdebat mempermasalahkan Jessi pelakunya atau bukan!!"

"Please, tolong ngertiin kasihan Marsha. Dia baru aja siuman dari komanya," ucap Chika.

Reza menarik Zee agar berjauhan dengan Jessen. Dan langsung mendapatkan cubitan dari Ashel membuat Zee meringis kesakitan.

"Bisa nggak sih, jangan gampang emosian jadi orang?!" omel Ashel.

"Kalau lo ada di posisi gue, emang lo bakal terima bisa liat Reza dalam keadaan yang sama kayak Marsha? Nggak kan!"

"Ck! Dasar, keras kepala."

Reza membawa Zee keluar dari ruangan agar keadaan tidak semakin rumit. Jessen yang masih kesal, akhirnya memutuskan untuk pulang.

Reza menyuruh Zee duduk di kursi, lalu Chika datang sambil menyilangkan kedua tangannya. Sedangkan Zee membuang muka karena masih kesal.

Chika menghela napasnya panjang dan menarik pelan wajah Zee agar menatapnya.

"Apa?!" ketus Zee.

"Lo bisa nggak kalau di kasih tau itu jangan keras kepala?"

"Kenapa sih lo semua nggak ngerti perasaan gue? Lihat kondisi Marsha sekarang. Dia buta! Dia juga nggak ingat siapa kita bahkan sama dirinya sendiri aja dia nggak ingat!!"

"Zee, kita paham kok sama perasaan lo. Tapi, lo juga nggak boleh egois dan jangan gegabah. Kalau lo main hakim sendiri dan nuduh Jessi secara tiba-tiba tanpa ada bukti yang jelas, lo bisa masuk penjara!"

"Bukti apa lagi sih yang kurang? Udah jelas ada Marsha yang bisa kita jadiin bukti!!" sentak Zee.

Reza yang ikut kesal, menoyor kepala Zee.

"Lo bego apa tolol, sih?"

"Nggak usah toyor kepala gue bisa nggak?!" kesal Zee.

"Nggak bisa! Lagian, kalau lo mau jadiin Marsha sebagai bukti percuma anjir! Dia aja hilang ingatan."

"Zeefano, kalau lo masih mau nyari ribut di rumah sakit mending lo pulang aja atau nggak akan pernah gue izinin lo ketemu sama Marsha lagi!" ucap Chika tegas.

Zee mengusap wajahnya frustasi. Ia pun akhirnya diam dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah Jessi.

Melihat Zee yang sudah tenang, Chika masuk ke dalam lagi menemui Marsha.

"Anjing lah!" umpat Zee kesal.

Reza menggeleng pelan, ia duduk di sebelah Zee. Menepuk-nepuk punggung Zee dengan sabar.

"Sabarrrrr!"

"Sumpah, bisa gila gue kalau kayak gini terus!"

"Makanya, lo jangan gampang emosian jadi orang. Gimana nggak gila lo!" kata Reza.

"Katanya kita temen za, kok elo nggak belain gue sih tadi?"

Reza terkekeh pelan.

"Gue tau niat lo itu baik. Tapi, cara lo juga salah makanya gue nggak mau belain," ucap Reza.

FLYING HOPE [ENDING] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang