Jeongwoo yang berniat turun ke dapur untuk mengambil minum, di buat berhenti saat mendengar suara dari kamar yang dia lewati.
Jeongwoo berjalan mendekat dan menguping suara yang berada di dalam. "Tuh bocah kampung ngigo?" gumamnya saat mendengar suara Junghwan memanggil nenek nya terus menerus.
"Bodoamat lah," Jeongwoo yang berniat untuk turun, kembali berhenti lagi saat suara memanggil nenek itu berubah menjadi tangisan.
Jeongwoo nampak diam sebentar untuk berpikir. "Masuk atau ngga?"
"Ck, masuk ajalah. Kalo mati tiba-tiba, entar ngerepotin gue." decaknya dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Junghwan.
Saat masuk ke dalam kamar, ia melihat Junghwan yang tampak merancau memanggil sang nenek dengan peluh membasahi dahinya.
"Ini bocah sakit?" Jeongwoo berdiri tepat di samping kasur Junghwan. Ia mengulurkan tangan nya untuk mengcek suhu tubuh adik tirinya itu.
"Demam," ucap Jeongwoo saat meletakan tangan nya pada dahi Junghwan.
"Kenapa pake sakit segala sih? Mana pelayan pada balik kalo malem," sambungnya menggerutu merasa malas sendiri.
Dan akhirnya, mau tidak mau. Jeongwoo keluar dari kamar Junghwan untuk mengambil kompresan.
Hanya membutuhkan waktu sebentar hingga akhirnya Jeongwoo kembali lagi dan mendudukan dirinya di sisi kasur Junghwan.
Ia mulai mengompres Junghwan yang masih terus saja merancau memanggil neneknya. "Ngerepotin,"
Walau dia mengatakan itu merepotkan, Jeongwoo nampak sangat telaten mengurus Junghwan. Sampai akhirnya kegiatan nya itu berhenti saat tidak sengaja melihat sebuah foto di atas nakas adik tirinya itu.
"Ini kan ..." Jeongwoo menggantung kan ucapan nya saat melihat foto itu dan melirik Junghwan.
"Kakak ..." lirih Junghwan yang terbangun dan melihat Jeongwoo di sampingnya.
Jeongwoo yang melihat Junghwan bangun itu segera bangun dari posisi duduknya tadi.
"Kak Jongu mau kemana?" Junghwan menahan tangan Jeongwoo yang akan pergi.
"Keluar,"
"Kak, badan Hwan sakit semua. Kakak disini aja ya, Hwan mau di peluk." pintanya menatap sendu Jeongwoo dengan wajah merah karena demam.
Jeongwoo melepaskan kasar pegangan tangan Junghwan itu dan berkata, "Ngga usah manja, urus diri lo sendiri."
Setelah mengatakan itu, Jeongwoo pergi begitu saja dari kamar Junghwan dan menutup pintu kamarnya sedikit kasar, membuat suara dentuman keras.
Junghwan tampak terperanjat mendengar suara keras itu. Hening beberapa saat hingga akhirnya terdengar suara isakan dari Junghwan.
"Nenek," panggilnya memanggil sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana
Short StoryJunghwan yang merasa tidak memiliki orang tua selain Nenek nya, tiba-tiba saja di buat terkejut dengan fakta jika dia masih memiliki Ayah. Ia yang terbiasa hidup di Desa bersama Neneknya, tiba-tiba saja di bawa ke sebuah perkotaan dimana Ayahnya itu...