"Kepala gue pusing banget," Jeongwoo bangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa pening sekarang.
Ia menatap sekeliling kamarnya yang gelap karena tirai yang belum di buka. Jeongwoo turun dari kasurnya dan mulai membuka tirai.
Dan mulailah terlihat kamarnya yang kacau. "Kapal pecah banget sih ini," gumamnya menelisik ke sekeliling nya.
"Bentar deh ..."
"Junghwan?" monolog nya yang melupakan kejadian semalam.
"Sialan, Daniel anjing." umpat Jeongwoo yang sadar dengan kejadian semalam.
Ia menatap bajunya yang terdapat noda darah dari luka Junghwan semalam.
"Arggh! Ayah ngga boleh tau ini," Jeongwoo mengacak rambutnya frustasi.
Ia berjalan ke arah kamar adik tirinya itu. Jeongwoo membuka kasar pintu kamar Junghwan.
Junghwan yang sedang pulas tertidur seketika terbangun karena suara pintu yang terbuka kasar.
"Kak Jongu?" Junghwan mengusap matanya untuk menjernihkan pandangan nya.
"Kakak ngapain kesin ... aw, Kak. Sakit," ringis Junghwan saat Jeongwoo membangunkan dirinya paksa dan menekan luka pada tangan Junghwan.
"Lo yang bantuin gue semalem?" Jeongwoo menatap tajam Junghwan yang sekarang meringis kesakitan.
"Iya, Kakak keliatan mabuk. Jadi Hwan bantu Kakak buat ke kamar pas malem," jawab Junghwan jujur.
"Kak, lepasin tangan Hwan. Sakit," tangan yang sudah terbalut oleh kasa itu terlihat kembali mengeluarkan darah.
Jeongwoo menghempaskan tangan Junghwan kasar dan berkata. "Denger ini Anak kampung,"
"Awas lo bilang ke Ayah tentang kejadian semalam, kalo sampai Ayah tau. Abis lo sama gue," ancam Jeongwoo dengan Junghwan yang menganggukan kepala nya patuh.
"Dan satu lagi,"
"Jangan harap gue bakal berterimakasih karena lo udah nolong gue tadi malem. Gue ngga butuh itu semua, jadi jangan sok baik sama gue." setelah mengatakan itu, Jeongwoo langsung keluar dari kamar Junghwan.
Junghwan menghela nafas panjang, tangan nya sekarang benar-benar sakit. Dan dadanya terasa sesak.
"Huh ... Nenek ..." nafasnya tampak tersengal-sengal. Junghwan memukul kuat dadanya yang terasa sesak sekarang.
Ia mencari inhaler pada laci nakasnya. Junghwan mengobrak-abrik isi nakasnya dengan nafas yang tidak beraturan.
Dan saat menemukan nya, Junghwan langsung mendekatkan inhaler itu pada mulutnya dan mulai menekan nya sekali, lalu mengambil nafas perlahan.
"Sesak ..." lirih Junghwan dan meluruhkan dirinya pada samping kasur.
▪︎
▪︎
▪︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana
Short StoryJunghwan yang merasa tidak memiliki orang tua selain Nenek nya, tiba-tiba saja di buat terkejut dengan fakta jika dia masih memiliki Ayah. Ia yang terbiasa hidup di Desa bersama Neneknya, tiba-tiba saja di bawa ke sebuah perkotaan dimana Ayahnya itu...