DUA PULUH ENAM

3.1K 358 380
                                    

"Jongu?" Taehyung yang sudah selesai berbicara dengan dokter kembali menghampiri tempat dimana Jeongwoo berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jongu?" Taehyung yang sudah selesai berbicara dengan dokter kembali menghampiri tempat dimana Jeongwoo berada.

"Jongu," ia mencari di sekitaran rumah sakit dan terakhir di depan ruang baru yang Junghwan tempati sekarang.

Melihat Junghwan yang terbaring sekarang membuat Taehyung mengingat perkataan dokter padanya.

Ia menghela nafas panjang dan memijat pangkal hidungnya merasa pusing. Taehyung merasa kembali gagal menjaga tugasnya. Ia gagal melindungi Junghwan.

Kembali ia teringat tentang Jeongwoo dan Taehyung kembali mencarinya karena merasa khawatir dengan keadaan anak itu.

▪︎
▪︎
▪︎

"Kamu tau kan apa salah kamu?" Jeongwoo hanya diam meringkuk dengan seluruh tubuh yang penuh luka akibat Jhonny.

"JAWAB AYAH!" bentaknya dan Jeongwoo masih tetap diam dengan pandangan kosong nya itu.

"Anak sialan," desis Jhonny merasa marah dan juga kesal.

Ia menjambak kuat rambut Jeongwoo agar menatap dirinya. "Seharusnya kamu yang mati, SEHARUSNYA KAMU YANG MATI!"

Jeongwoo tidak memberontak atau meringis sama sekali. Dia masih tetap sama seperti saat di rumah sakit. Jeongwoo benar-benar seperti kehilangan jiwanya dan hanya menyisakan raga yang kosong.

"Arggh!" Jhonny kembali menampar Jeongwoo keras dan tidak peduli jiwa wajah anaknya itu sudah penuh luka atau membengkak karena dirinya yang terus memukulinya.

Ia menendang Jeongwoo melampiaskan amarahnya yang selama ini ia pendam saat anak ini pergi.

Jeongwoo meremat kuat perutnya dan terbatuk dengan darah segar yang keluar dari mulutnya.

"Kamu ngehancurin semuanya, Jongu! Kamu ngehancurin semua yang udah Ayah rencanain!" teriak Jhonny frustasi karena Junghwan lah yang menjadi korban tabrak lari itu.

"Sialan, jawab Ayah!" emosinya semakin tersulut karena Jeongwoo yang terus diam tanpa pemberontakan sama sekali.

Emosi Jhonny tampak begitu menggebu-gebu, ia mengambil gesper yang tadi ia pakai untuk memukul Jeongwoo dan kembali ia akan melakukan nya.

Ctak!

"Jawab saya, anak sialan!" sentaknya memukulkan gesper itu ke arah tubuh Jeongwoo.

"JAWAB!"

"A-aku ..."

"Pembunuh," lirih Jeongwoo yang akhirnya membuka suara walau tatapan matanya terlihat kosong.

BuanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang