Membutuhkan perjalanan panjang untuk pergi ke kampung halaman Junghwan bersama Neneknya.
Dan sepanjang perjalanan, Junghwan terlihat diam saja dan melamun menatap keluar jendela. Dia tidak mengatakan apapun.
Di kursi belakang, Jeongwoo yang ikut pun terlihat memperhatikan Junghwan. Binar matanya saat di Mall tadi berubah menjadi tatapan kesedihan.
Hingga akhirnya, mobil yang melaju cukup lama itu akhirnya sampai pada halaman rumah Junghwan yang sudah di penuhi banyak orang.
Jhonny keluar lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk Junghwan. "Ayo sama Ayah,"
Junghwan yang lemas itu terlihat di rangkul oleh Jhonny. Matanya menelisik orang-orang yang begitu dia kenal yang tidak lain adalah tetangganya.
Junghwan berusaha untuk menepis jika ini hanya kebohongan semata. Ini hanyalah mimpi buruk dan dia ingin dirinya bangun dari mimpi ini.
Tapi setelah masuk ke dalam rumah dan melihat sang nenek yang sudah tertutupi oleh kain itu membuat pertahanan Junghwan hancur.
Ia kembali jatuh ke tanah dengan tangisnya yang pecah, "Nenek!"
Jhonny mencoba menahan tubuh sang anak dan membantunya untuk mendekat.
Junghwan mencengkram kuat kain yang menutupi tubuh sang nenek. "Nenek ini Hwan,"
"Hwan pulang Nek,"
"Hwan ada disini," Junghwan menangis tersedu-sedu.
"Nenek bohong sama Hwan!"
"Katanya Nenek bakal nyambut Hwan setiap kali pulang,"
"Nenek bilang bakal selalu ngasih pelukan hangat setiap Hwan pulang,"
"Hwan butuh itu sekarang Nek,"
"Hwan mau di peluk Nenek,"
"Peluk Hwan, Nek." Junghwan terus merancau di samping tubuh neneknya yang sudah terbujur kaku.
"Bangun, Nek ... Hwan mau mohon bangun."
"Jangan tinggalin Hwan," Junghwan memukul-mukul dadanya yang terasa sakit dan sesak.
"Hwan masih butuh Nenek,"
"Kenapa Nenek harus ninggalin Hwan secepet ini? Kenapa Nek!?" Junghwan menangis meraung membuat mereka yang mendengarnya ikut merasakan sedih.
Jeongwoo yang melihat itu terlihat menundukan kepala nya dengan air mata yang ikut jatuh.
"Nenek bilang bakal nemenin Hwan sampe sembuh,"
"Tapi kenapa Nenek pergi lebih dulu? Sekarang Hwan berjuang sembuh buat siapa kalo bukan buat Nenek?"
"NENEK BANGUN!" pekiknya dan semakin menangis keras.
"Bangun Nek ..." Jhonny mencoba menahan Junghwan yang tidak bisa mengendalikan dirinya itu.
"Ayah bangunin Nenek,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana
Short StoryJunghwan yang merasa tidak memiliki orang tua selain Nenek nya, tiba-tiba saja di buat terkejut dengan fakta jika dia masih memiliki Ayah. Ia yang terbiasa hidup di Desa bersama Neneknya, tiba-tiba saja di bawa ke sebuah perkotaan dimana Ayahnya itu...