Biasanya jika pagi hari Junghwan akan makan di dapur bersama pelayan lain. Tapi hari ini tidak, dia sekarang sedang sarapan pagi bersama ayahnya.
"Jongu, kamu ngga sarapan?" Jhonny memanggil Jeongwoo yang sudah siap dengan seragamnya dan memilih melewati meja makan begitu saja.
Bahkan panggilan Jhonny saja tidak dia gubris sama sekali. Hingga akhirnya Jeongwoo hilang pada pintu utama dan akan pergi lebih dulu.
"Dasar anak itu, ngga sopan." ujar Jhonny melihat Jeongwoo yang sudah pergi.
Junghwan yang melihat kepergian kakak nya itu merasa bersalah. Dia pikir, Jeongwoo tidak mau bergabung karena ada dirinya disini.
"Karena Hwan ya,"
"Kenapa Nak?" tanya Jhonny yang tidak sengaja mendengar gumaman dari Junghwan.
"Ah, ngga Yah. Ngga apa-apa," kelit Junghwan dan tersenyum.
"Kalo ada yang mau di omongin,"
"Omongin aja sama Ayah," ujar Jhonny dan segera di angguki oleh Junghwan.
"Cepet beresin sarapan kamu. Ngga usah mikirin Kakak kamu itu, dia emang suka aneh gitu." sambungnya kembali dan mengusap rambut Junghwan.
"Kalo sarapan nya udah selesai, nanti Ayah anter kamu ke sekolah."
"Iya, Yah!" mendengar Jhonny yang akan mengantarkan nya, membuat Junghwan yang tadi murung menjadi bersemangat kembali.
Junghwan dengan cepat menyelesaikan sarapan nya itu dengan Jhonny yang terkekeh gemas.
▪︎
▪︎
▪︎Junghwan menyembulkan kepala nya pada jendela kelas dua belas. Dimana kakak nya itu berada.
"Kak Jongu mana ya?" matanya menelisik dalam kelas untuk mencari keberadaan sang kakak.
Junghwan membelikan kakak nya itu sarapan, ia takut jika Jeongwoo belum sarapan apapun karena berangkat lebih dulu.
Tapi sejauh yang dia lihat, Junghwan tidak melihat keberadaan Jeongwoo sama sekali.
Ia memundurkan langkahnya untuk melihat papan kelas, dimana dia memastikan jika ini kelas kakak nya.
Namun seperti nya nasib sial untuk Junghwan, ia yang berjalan mundur itu tidak sengaja menabrak Daniel yang baru datang.
"Kak Daniel ..." cicit Junghwan menatap takut kakak kelasnya itu.
"Ngapain lo di kelas gue?" tanya Daniel dan memandangi Junghwan dari atas hingga ke bawah. Hingga akhirnya dia melihat sekotak susu dan roti di tangan Junghwan.
"Buat siapa itu?"
"Bukan buat siapa-siapa kok," jawab Junghwan cepat dan menggelengkan kepala nya. Ia menyembunyikan makanan dan minuman nya itu balik tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana
Short StoryJunghwan yang merasa tidak memiliki orang tua selain Nenek nya, tiba-tiba saja di buat terkejut dengan fakta jika dia masih memiliki Ayah. Ia yang terbiasa hidup di Desa bersama Neneknya, tiba-tiba saja di bawa ke sebuah perkotaan dimana Ayahnya itu...