DELAPAN

3.1K 483 251
                                    

Junghwan tampak mencuri-curi pandang pada Jeongwoo yang menunggui nya melakukan cuci darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junghwan tampak mencuri-curi pandang pada Jeongwoo yang menunggui nya melakukan cuci darah.

Rasanya Junghwan benar-benar tidak enak pada kakak nya itu. Dan penyebab akhir-akhir ini dia sering kesakitan karena dirinya yang selalu melewatkan cuci darah.

Jeongwoo tiba-tiba saja bangun dari posisi duduknya dan berjalan mendekati Junghwan.

"Ck, nyusahin." decaknya menatap sinis Junghwan.

"Selain anak kampung, ternyata lo anak penyakitan juga ya." sambung Jeongwoo kembali membuat hati Junghwan merasa sakit.

"Oh, gue tau. Lo datang kesini sengaja kan? Biar Ayah bantuin lo kan? Susah banget kayaknya hidup lo," Jeongwoo terus menghujami Junghwan dengan kata-kata menyakitkan.

"Ngerepotin banget tau ngga,"

"Lo sama penyakit lo itu bikin gue kelihatan buruk," pungkasnya menatap tajam Junghwan.

"Maaf ..." lirih Junghwan merasa bersalah pada Jeongwoo.

"Maaf ngerepotin Kakak,"

"Iya, lo ngerepotin gue banget." sahut Jeongwoo kembali.

"Dan lo udah buang-buang waktu berharga gue buat nemenin lo disini. Lo tuh ngerepotin banget," setelah mengatakan itu, Jeongwoo memilih pergi dari hadapan Junghwan.

Dan setelah kepergian kakak nya itu. Junghwan tampak menggigit bibirnya sendiri untuk menahan isak tangis yang akan keluar.

"Maaf ..."

"Maafin Hwan,"

"Maaf Hwan selalu nyusahin," dan pada akhirnya, tangisnya tetap saja pecah.

Ia tidak bisa menahan tangisnya dan mulai menangis terisak. Junghwan meremat kuat ujung bajunya untuk melampiaskan emosi. Dan apa yang dikatakan Jeongwoo memang benar.

Disisi lain, Jeongwoo tidak benar-benar meninggalkan Junghwan. Dia masih memiliki tanggung jawab sampai dimana dia pulang ke rumah.

Dan akhirnya, Jeongwoo mendudukan dirinya di salah satu kursi rumah sakit. Ia menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sesaat.

"Karena dia yang sering melewatkan cuci darahnya, membuat ginjalnya itu semakin memburuk."

"Adikmu itu penderita gagal ginjal,"

Ucapan dokter itu terus berputar di pikiran Jeongwoo. Dia mengusap kasar wajahnya.

"Jangan-jangan, uang yang kemarin Ayah kirim buat tuh bocah itu untuk pengobatan dia." Jeongwoo menjadi sedikit merasa bersalah karena menghabiskan uang itu.

Dia juga banyak berbelanja dan mencantumkan di tagihan itu dengan nama Junghwan agar sang ayah merasa benci pada anak itu.

▪︎
▪︎
▪︎

BuanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang