DUA PULUH EMPAT

2.1K 342 211
                                    

"Indah," Junghwan memandangi matahari yang hampir terbenam itu di pinggiran pantai bersama dengan Jeongwoo dan Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Indah," Junghwan memandangi matahari yang hampir terbenam itu di pinggiran pantai bersama dengan Jeongwoo dan Taehyung.

"Jadi, apa yang mau kalian jelasin?" ia melirik Jeongwoo yang tampak memejamkan matanya menikmati angin.

Jeongwoo membuka matanya dan balas melirik Junghwan. "Kayaknya Kang Tae dulu deh yang harus jelasin semuanya. Karena gue juga penasaran,"

Taehyung yang namanya disebutkan itu nampak menghela nafas sebentar sebelum bercerita.

"Jadi gini, sebenarnya saya itu bukan semata-mata tetangga biasa nya Hwan. Saya di perintahkan oleh Ibu kalian untuk menjaga anak-anaknya."

"Ibu?" gumam Junghwan dan di angguki oleh Taehyung.

"Iya, Nyonya Soyeon. Ibu kamu," sahut Taehyung dan tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya.

Sebuah kalung dimana di dalam kalung itu terdapat foto kecil Junghwan bersama ibunya Soyeon.

"Nyonya benar-benar sayang sama kamu, dia nitipin kamu ke saya dan Nyonya Sofia karena berusaha buat lindungin kamu."

"Saya yang bawa kabur kamu dari rumah Ayah kamu itu. Nyonya terlalu mengkhawatirkan kamu jika semisalkan kamu tinggal disana," papar Taehyung menjelaskan dengan Junghwan yang diam mendengarkan.

"Namun saat Nyonya Soyeon berniat kabur untuk menemui kamu di kampung bersama Jongu. Nyonya ..."

"Meninggal," sahut Jeongwoo saat Taehyung menggantungkan ucapan nya.

"Ibu meninggal disaat kita berdua berusaha kabur dari Ayah. Dan itu semua karena gue," ucap Jeongwoo menatap lekat-lekat Junghwan yang masih saja diam.

"Seharusnya gue ngga pernah ngeluh atau ngerengek setiap Ayah mukul gue, seharusnya gue biarin itu aja biar Ibu ngga khawatir dan ngajak gue buat kabur." ingatan nya kembali pada masa lalu dimana Jeongwoo yang kabur bersama Soyeon.

"Harusnya gue tetep diem walaupun gue harus mati sama Ayah,"

"Kak ..." Junghwan menyentuh tangan Jeongwoo dan menggenggam nya.

"Maaf udah rebut kebahagian lo, Hwan." Junghwan menggeleng pelan, kakak nya itu tidak pernah merebut kebahagian nya.

"Karena gue, lo ngga bisa rasain kasih sayang Ibu. Maafin gue ya,"

"Ini bukan salah Kak Jongu," ucap Junghwan cepat dan semakin mengeratkan genggaman tangan nya.

"Ini semua udah takdir. Dan ini semua juga salah Ayah," sambungnya.

"Sebenarnya, apa yang terjadi pada hari dimana kalian kabur?" tanya Taehyung dan Jeongwoo tampak mengingat-ingat kejadian malam itu.

"Malam itu ... malam dimana kabur, kita berdua ketahuan dan Ayah nyuruh beberapa bawahan nya untuk nangkap kita."

"Ibu berusaha lari secepet mungkin bareng gue malam itu. Kita berusaha kabur dari rumah yang seharusnya melindungi kita malah menjadi neraka untuk kita," air mata menggenang. Jeongwoo berusaha untuk tidak menangis.

BuanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang